Kembali Mengenang pagi itu. Langit Bekasi masih berkabut tipis. Seorang warga bernama Sarmadi sedang menggiring sapinya ke area persawahan Kampung Karangsambung, Desa Nagasari, Kecamatan Serang Baru. Rutinitas ini sudah ia jalani hampir setiap hari. Namun, kali itu ada yang berbeda. Di tengah petak sawah yang basah oleh embun, matanya menangkap sesuatu yang janggal.
Bukan karung pupuk, bukan juga tumpukan jerami. Melainkan tubuh manusia, tergeletak dengan tangan dan kaki terikat, mata terlilit lakban, dan wajah penuh luka lebam. Sarmadi langsung tersentak. Dadanya berdegup kencang, kakinya gemetar. Ia tahu ini bukan kejadian biasa.
Tak menunggu lama, ia berlari kembali ke kampung. Teriakan "ada mayat, ada mayat di sawah!" membuat warga berhamburan keluar. Laporan segera sampai ke perangkat desa dan kepolisian setempat. Saat itulah dunia dikejutkan oleh kabar, korban ternyata seorang kepala cabang pembantu (KCP) bank BUMN bernama Mohamad Ilham Pradipta, usia 37 tahun.
Bagaimana seorang pejabat bank bisa berakhir tragis di persawahan? Untuk menjawabnya, kita perlu menelusuri jejak panjang peristiwa yang bermula dari sebuah supermarket di Pasar Rebo.
Kacab Bank BUMN Ilham Pradipta diculik, dianiaya, lalu tewas dibuang di persawahan Bekasi, kasus libatkan 15 tersangka termasuk oknum Kopassus. - Tiyarman Gulo
Sosok di Balik Nama
Bagi rekan-rekannya, Ilham dikenal sebagai pribadi yang ramah dan pekerja keras. Di usianya yang masih muda, ia sudah dipercaya memimpin cabang pembantu sebuah bank milik negara di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Posisinya strategis, mengelola dana nasabah, mengawasi operasional, sekaligus jadi wajah bank di mata masyarakat.
Di luar pekerjaannya, Ilham adalah ayah dan suami. Sosok yang punya tanggung jawab besar, baik untuk keluarganya maupun untuk pekerjaannya. Tak ada yang menyangka, orang yang biasa pulang-pergi kerja dengan rapi menggunakan kemeja batik dan senyum hangat itu akan menjadi korban kejahatan keji.
Awal Mula, Detik-Detik Penculikan
Rabu sore, 20 Agustus 2025. Hujan rintik baru saja mengguyur kawasan Pasar Rebo. CCTV sebuah supermarket merekam Ilham berjalan cepat di area parkir. Ia mengenakan kemeja batik cokelat berlengan pendek dan celana panjang krem. Tangan kirinya menutupi kepala, berusaha menghindari tetesan hujan.
Sesampainya di mobil pribadinya yang terparkir, Ilham berniat membuka pintu kemudi. Tapi tak disangka, sebuah mobil Avanza putih yang sudah terparkir di sebelahnya menjadi jebakan. Tiba-tiba beberapa orang keluar dan langsung menyergapnya.
Ilham melawan. Tangannya menepis, kakinya menendang. Namun jumlah lawan terlalu banyak. Dalam hitungan detik, ia dipaksa masuk ke dalam mobil putih itu. Mobil lalu melaju kencang meninggalkan area parkir, sementara saksi mata yang melihat kejadian hanya bisa terdiam tak percaya.
Disiksa di Dua Mobil
Setelah berhasil menculik, para pelaku segera memulai fase berikutnya, penganiayaan.