Pagi-pagi membuka Instagram lalu disuguhi foto pistol yang diletakkan bersebelahan dengan kotak rokok. Bukan sekadar unggahan random, tapi datang dari seorang konten kreator yang sudah sering jadi sorotan publik, Ferry Irwandi, CEO Malaka Project.
Foto itu bukan sekadar gambar. Ia menyulut api baru dalam perseteruan Ferry dengan seorang grafolog dan pengamat perilaku, Gusti Ayu Dewi. Konflik keduanya yang awalnya "sekadar" saling tuding soal manipulasi video, kini melebar ke ranah yang lebih panas, dari isu grup WhatsApp berisi "orang besar", sampai dugaan kepemilikan senjata api ilegal.
Publik pun ikut terbawa dalam drama ini. Ada yang membela Ferry, ada yang membela Gusti, ada juga yang sekadar menonton sambil berkata, "Lho, kok bisa jadi ribet begini?"
Perseteruan Ferry Irwandi vs Gusti Ayu memanas, dari tuduhan manipulasi video, bocoran WAG, hingga foto pistol yang bikin publik heboh. - Tiyarman Gulo
Ferry Irwandi, Konten Kreator yang Blak-blakan
Bagi sebagian orang, nama Ferry Irwandi sudah tak asing lagi. Ia dikenal sebagai sosok yang vokal, ceplas-ceplos, dan tidak ragu membuka isu-isu yang dianggap sensitif. Sebagai CEO Malaka Project, Ferry juga sering tampil di media sosial dengan konten yang kritis dan kadang kontroversial.
Salah satu ciri khas Ferry adalah gayanya yang lugas. Ia tidak segan mengkritik institusi besar, menyinggung tokoh tertentu, bahkan membuka percakapan yang seharusnya privat. Gaya ini membuatnya punya dua sisi penilaian, dipuja sebagian, dibenci sebagian.
Di dunia yang serba cepat seperti media sosial, Ferry seolah paham betul bagaimana "menguasai panggung". Namun, konsekuensinya, setiap langkahnya selalu rawan jadi sorotan.
Gusti Ayu Dewi, Sang Grafolog dengan Jejak Panjang
Berbeda dengan Ferry yang identik dengan dunia konten digital, Gusti Ayu Dewi punya latar belakang akademis dan profesional yang cukup panjang. Ia dikenal sebagai grafolog ternama Indonesia, ahli membaca kepribadian dari tulisan tangan.
Selama lebih dari 13 tahun, Gusti telah menganalisis ribuan tulisan tangan, dari kalangan selebritas, tokoh nasional, hingga Presiden ke-7 RI, Joko Widodo. Ia juga kerap diundang ke berbagai konferensi internasional, termasuk menjadi pembicara di Meksiko pada 2024.
Tak hanya itu, Gusti juga aktif di dunia pendidikan. Ia mendirikan Indonesian School of Graphologist (ISOG) untuk melatih profesional di bidang grafologi, bahkan sempat memberi kuliah umum kepada aparat kepolisian (Polwan) terkait analisis tulisan tangan untuk kepentingan hukum.
Uniknya, kini ia juga sedang menempuh studi Magister Informatika (AI), menggabungkan dunia grafologi dengan kecerdasan buatan. Perpaduan yang langka.