Mohon tunggu...
Tiyarman Gulo
Tiyarman Gulo Mohon Tunggu... Penulis

Menulis adalah jalan cuanku!

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

9 Negara Termiskin di Asia 2025, Indonesia Termasuk?

30 Agustus 2025   15:18 Diperbarui: 30 Agustus 2025   15:18 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
9 Negara Termiskin di Asia 2025 dan Alasan Ekonomi Mereka Terpuruk  | foto kota di afganistan

Ketika dunia ramai membicarakan "Asia sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru", sebenarnya siapa saja yang masih tertinggal di belakang? Kita sering dengar tentang kemajuan pesat di Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, bahkan negara kecil seperti Singapura yang jadi pusat keuangan dunia. Gedung pencakar langit menjulang, teknologi canggih bermunculan, dan jutaan orang jadi saksi kebangkitan Asia.

Tapi, ada sisi lain yang jarang tersorot kamera media internasional. Di balik bisingnya pusat kota dan kemewahan para miliarder Asia, ada jutaan orang di negara-negara lain yang masih hidup dengan penuh kesulitan. Makan sehari-hari saja susah, akses pendidikan terbatas, apalagi soal kesehatan dan pekerjaan.

Banyak orang mengira kalau ekonomi itu cukup dihitung dari GDP (Produk Domestik Bruto) saja. Padahal, GDP hanya angka besar total, tanpa benar-benar memberi tahu apakah rakyat di dalamnya hidup sejahtera atau tidak. Karena itu, banyak ekonom lebih suka pakai ukuran GDP PPP (Purchasing Power Parity) atau dalam bahasa sederhananya, ukuran kemampuan membeli masyarakat berdasarkan biaya hidup setempat.

Dengan cara ini, kita bisa tahu lebih jujur, seberapa jauh uang yang mereka punya bisa dipakai untuk hidup. Nah, berdasarkan data terbaru 2025, ternyata ada sembilan negara di Asia yang ekonominya bisa dibilang "terpuruk". Bukan cuma soal angka, tapi juga kenyataan bahwa rakyatnya harus berjuang keras hanya untuk bertahan hidup.

Yuk, kita bahas satu per satu.

9 negara termiskin di Asia 2025 berdasarkan GDP PPP, lengkap dengan penyebab utama kemunduran ekonomi dan tantangan rakyatnya. - Tiyarman Gulo

1. Afghanistan Hidup di Tengah Bayang-Bayang Konflik

Kalau bicara negara miskin di Asia, nama Afghanistan hampir selalu masuk daftar. Bayangkan, GDP PPP mereka sekitar 63,28 miliar dolar AS, tapi per kapitanya cuma 1.991 dolar AS. Angka ini menunjukkan betapa rendahnya daya beli masyarakat di sana.

Masalah utamanya jelas, konflik politik yang seolah nggak ada habisnya. Sejak puluhan tahun, negeri ini tidak pernah benar-benar stabil. Setiap kali ada sedikit harapan, perang atau pergolakan politik kembali merusaknya.

Investor asing? Hampir semuanya enggan masuk karena faktor keamanan. Infrastruktur? Masih sangat minim, bahkan jalan raya dan listrik pun belum bisa menjangkau banyak wilayah. Akibatnya, perekonomian lebih banyak berjalan secara informal, perdagangan kecil-kecilan, pertanian tradisional, atau bahkan aktivitas ilegal.

Bagi masyarakat biasa, dampaknya nyata sekali. Banyak anak yang tidak bisa sekolah, perempuan sulit bekerja, dan lapangan pekerjaan sangat terbatas. Ekonomi jadi jalan di tempat, sementara harapan hidup sehari-hari harus terus diperjuangkan.

2. Yaman Negeri Kaya Sumber Daya, Tapi Dihancurkan Perang

Kalau dilihat di peta, Yaman sebenarnya punya posisi strategis. Negara ini berada di jalur perdagangan internasional yang penting, bahkan punya potensi besar dari sektor minyak dan gas. Sayangnya, semua itu nyaris nggak berarti ketika perang saudara berkepanjangan menghancurkan negeri ini.

Dengan GDP PPP 36,48 miliar dolar AS dan per kapita 2.237 dolar AS, Yaman termasuk salah satu negara dengan kondisi paling memprihatinkan di Asia. Bukan hanya soal kemiskinan, tapi juga soal kemanusiaan. Rumah sakit minim fasilitas, banyak anak kekurangan gizi, dan pekerjaan hampir nggak tersedia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun