Nah, ini poin pentingnya! Dalam sistem demokrasi, adanya DPR adalah untuk memastikan check and balance. Ibarat sebuah mobil, pemerintah itu gasnya, DPR itu remnya, dan sesekali setirnya. Tanpa rem, mobil bisa melaju tak terkendali dan membahayakan semua penumpangnya (rakyat). DPR inilah yang bertugas mengawasi, membuat undang-undang, dan menyuarakan aspirasi rakyat agar kekuasaan pemerintah tidak otoriter.
Kritik Boleh, Tapi Pahami Peran
Sahroni meyakini bahwa seruan untuk membubarkan DPR itu lebih banyak muncul dari pihak yang belum memahami secara detail bagaimana kerja lembaga perwakilan rakyat. Wajar saja jika ada kekecewaan, tapi menurutnya, kritik harus tetap disampaikan secara proporsional dan tidak mengabaikan peran vital DPR dalam menjaga sistem demokrasi.
Bayangkan jika DPR dibubarkan. Siapa yang akan menggodok undang-undang yang mengatur hidup kita? Siapa yang akan menanyakan kinerja menteri-menteri? Siapa yang akan menjadi corong rakyat untuk menyampaikan keluhan dan harapan? Kekosongan peran ini bisa sangat berbahaya bagi stabilitas negara.
Jadi, kisah "orang tolol sedunia" ala Ahmad Sahroni ini sebenarnya mengajarkan kita beberapa hal. Pertama, betapa cepatnya sebuah pernyataan bisa disalahpahami dan digoreng di era media sosial. Kedua, pentingnya bagi pejabat untuk memilih diksi yang tepat agar tidak menimbulkan kegaduhan. Dan yang tak kalah penting, ini adalah pengingat bagi kita semua sebagai warga negara: kritisi boleh, tapi jangan sampai kita buta terhadap fungsi dan peran lembaga negara itu sendiri.
Mungkin, alih-alih menyerukan pembubaran, akan lebih efektif jika energi kita diarahkan untuk mengkritik secara konstruktif, menuntut kinerja yang lebih baik, dan memastikan anggota DPR benar-benar mewakili suara rakyat. Karena bagaimanapun juga, DPR adalah cerminan dari demokrasi kita. Tugas kita bersama untuk membuatnya bekerja lebih baik, bukan membubarkannya begitu saja.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI