Kini, sementara proses hukum berjalan, publik hanya bisa bertanya-tanya. Apa yang sebenarnya terjadi di dalam pikiran Dwi Hartono hingga ia memilih jalan kekerasan yang brutal? Rahasia apa yang ia sembunyikan di balik senyum seorang CEO dan logo aplikasi pendidikannya? Mungkin, jawaban atas semua itu akan menjadi pelajaran yang lebih berharga daripada kurikulum mana pun yang pernah ia tawarkan melalui aplikasinya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!