Ia juga mengumumkan transformasi total identitasnya. Ia bukan lagi Kaura Taylor. Ia adalah Asnat, Lady Safi dari Atehene. Perannya pun tak main-main, ia adalah seorang dayang bagi sang ratu, sekaligus dengan bangga mengakui dirinya sebagai istri kedua dari Raja Atehene, Kofi Offeh.
Dari sudut pandangnya, hutan Skotlandia bukanlah penjara, melainkan suaka. "Kerajaan Kubala" bukanlah sekte, melainkan keluarga baru yang memberinya perlindungan dan cinta yang tidak pernah ia dapatkan. Keputusannya meninggalkan Texas adalah sebuah deklarasi kemerdekaan dari masa lalu yang kelam.
Dinding Surga yang Tampak Retak
Namun, apakah surga yang ditemukan Kaura benar-benar seindah yang ia lukiskan? Bagi keluarganya, jawaban tegasnya adalah tidak. Pernyataan Kaura tentang pelecehan mungkin benar, mungkin juga tidak, tetapi mereka yakin putri mereka kini berada dalam bahaya yang berbeda.
"Ini sangat menegangkan dan sulit. Hati kami hancur," ujar Teri Allen, bibi Kaura yang lain.
Kekhawatiran mereka bukan tanpa dasar. Laporan dari The Independent menyebutkan bahwa Kaura sendiri sempat merasa takut dan ragu untuk pindah ke hutan karena "ritual tak lazim" yang dijalankan oleh pasangan pemimpin itu. Sebuah retakan kecil dalam narasi kebahagiaan sempurna yang ia bangun.
Lebih jauh, penelusuran keluarga menemukan bahwa ini bukan pertama kalinya Kofi Offeh dan Jean Gasho menjalin hubungan dengan perempuan muda dari Amerika. Ada sebuah pola yang terasa mengkhawatirkan. Apakah Kaura benar-benar menemukan keluarga, atau ia hanya menjadi bagian terbaru dari sebuah skema?
Menanti November dan Jawaban yang Menggantung
Saat ini, situasi berada di jalan buntu. Dewan Perbatasan Skotlandia dan pihak kepolisian terus memantau, namun tangan mereka terikat. Selama Kaura, seorang orang dewasa, berada di sana atas kemauannya sendiri, tidak ada tindakan hukum yang bisa diambil.
Satu-satunya hal yang menjadi harapan keluarga adalah selembar kertas, visa turis Kaura. Visa itu akan kedaluwarsa pada bulan November 2025. November menjadi sebuah tenggat waktu, sebuah "jam yang terus berdetak".
Akankah Kaura memilih untuk pulang saat visanya habis? Ataukah ia akan mencari cara untuk tinggal permanen di "kerajaan"-nya? Apakah hutan Skotlandia ini adalah babak akhir dari pelariannya, atau hanya sebuah perhentian sebelum ia menyadari bahwa ia mungkin telah melompat dari satu masalah ke masalah lainnya?
Jawaban dari pertanyaan di judul, pelarian atau jebakan, mungkin hanya Kaura Taylor sendiri yang bisa menjawabnya. Dan dunia, bersama keluarganya yang cemas, hanya bisa menunggu hingga November tiba.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI