Anda seorang pekerja konstruksi di lantai 30 sebuah gedung pencakar langit. Nyawa Anda bergantung pada seutas tali pengaman, sebuah helm, dan jaring di bawah sana. Anda percaya semua alat itu sudah lolos uji, sudah punya sertifikat sakti bernama K3, Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Anda merasa aman.
Sekarang, sertifikat yang jadi jaminan nyawa Anda itu ternyata didapat bukan lewat pengujian ketat, tapi lewat "uang pelicin" yang masuk ke kantong para pejabat. Kepercayaan Anda luruh seketika. Rasa aman itu palsu.
Kawan, ini bukan adegan film thriller. Inilah gambaran mengerikan dari borok yang baru saja dikuliti oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di jantung lembaga yang seharusnya jadi pelindung kita semua, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker).
Pada Jumat, 22 Agustus lalu, KPK meledakkan sebuah bom informasi. Sebelas orang, termasuk pejabat tinggi sekelas Wakil Menteri, ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pemerasan dan suap terkait pengurusan sertifikat K3. Ini bukan lagi soal korupsi biasa; ini soal memperdagangkan nyawa para pekerja demi tumpukan uang, rumah mewah, dan hiburan malam.
Angka yang terungkap pun bukan kaleng-kaleng. Siap-siap pegangan, karena kita akan menyelami pusaran uang haram yang totalnya bisa buat membangun puluhan sekolah.
KPK bongkar korupsi sertifikat K3 di Kemenaker. 11 tersangka, termasuk Wamen Noel, terlibat dalam aliran dana haram hingga Rp69 miliar. - Tiyarman Gulo
Sang "Koordinator" Pesta, Irvian Bobby dan Cuan Rp69 Miliar
Di pusat gempa korupsi ini, ada satu nama yang paling menonjol, Irvian Bobby Mahendro (IBM). Jabatannya terdengar penting, Koordinator Bidang Kelembagaan dan Personel K3. Sederhananya, dia adalah salah satu orang yang punya kuasa untuk bilang "ya" atau "tidak" pada sertifikat keselamatan perusahaan Anda.
Tapi, di balik jabatannya itu, IBM diduga menjalankan peran lain. Sebagai mesin pengumpul uang. KPK mengungkap, dalam kurun waktu 2019 hingga 2024, kantongnya dialiri dana hingga Rp69 Miliar!
Angka ini begitu besar sampai sulit dibayangkan. Untuk memberi gambaran, jika uang itu dipakai untuk membeli mobil seharga Rp500 juta, IBM bisa membuka showroom dengan 138 mobil baru di dalamnya. Gila, kan?
Lalu, ke mana saja uang sebanyak itu lari? Menurut KPK, ini bukan sekadar disimpan di bawah bantal. Uang hasil memeras itu dipakai untuk,