Anda mengambil segelas air dari galon, lalu memberikannya kepada buah hati Anda yang sedang haus. Sebuah tindakan sederhana, sebuah gestur cinta dan kepedulian yang paling murni.
Sekarang, saya katakan bahwa di balik beningnya air dan kokohnya galon itu, bersembunyi sebuah ancaman tak kasat mata. Sebuah senyawa kimia yang mengkhawatirkan, sampai-sampai 85 negara dari seluruh penjuru dunia, dari Rwanda hingga Norwegia, baru saja berkumpul dan sepakat untuk melawannya habis-habisan.
Ini adalah kenyataan yang dibahas di Busan, Korea Selatan, pada awal Desember 2024. Senyawa itu bernama Bisfenol A, atau lebih dikenal sebagai BPA. Dan kemungkinan besar, ia ada di dekat Anda saat ini.
85 negara sepakat lawan BPA, kimia berbahaya di galon. BPOM RI mewajibkan label peringatan. Waspadai risikonya untuk melindungi kesehatan keluarga. - Tiyarman Gulo
Kenalan Dulu dengan Musuh Tak Terlihat, Siapakah Sebenarnya BPA?
Bagi kebanyakan dari kita, BPA hanyalah tiga huruf asing yang sesekali muncul di berita kesehatan. Tapi dalam dunia industri, BPA adalah pahlawan tanpa tanda jasa selama lebih dari 70 tahun. Sejak tahun 1950-an, senyawa ini digunakan sebagai "lem super" untuk menciptakan plastik polikarbonat, jenis plastik yang sangat kuat, tahan banting, dan sebening kristal.
Hasilnya? Plastik ini ada di mana-mana. Mulai dari botol susu bayi, wadah makanan, lensa kacamata, mainan anak, hingga yang paling akrab dengan kita di Indonesia. Galon air minum guna ulang.
Kekuatannya menjadi kelemahannya. Karena begitu merasuk dalam kehidupan modern, jejaknya pun tak terhindarkan. Berbagai penelitian kesehatan global menyimpulkan fakta yang mencengangkan. BPA ditemukan dalam sampel urin dari 93 persen manusia yang diuji. Ya, Anda dan saya kemungkinan besar termasuk di dalamnya. Ia adalah tamu tak diundang yang diam-diam tinggal di dalam tubuh kita.
Cara Kerja si "Pengacau Hormon" dan Bahaya yang Mengintai
Jadi, apa masalahnya jika BPA ada di tubuh kita? Masalahnya besar. Para ilmuwan dalam draf perjanjian global PBB, Global Plastic Treaty, mengklasifikasikan BPA sebagai bahan kimia yang sangat berbahaya karena satu alasan utama. Ia adalah seorang pengacau sistem endokrin (hormon).
Tubuh Anda adalah sebuah negara yang sangat teratur. Hormon adalah para kurir atau pembawa pesan yang memastikan semua departemen (organ) bekerja dengan baik. Mereka mengatur pertumbuhan, mood, metabolisme, hingga fungsi reproduksi.
Nah, BPA ini berperan seperti penipu ulung. Strukturnya sangat mirip dengan hormon estrogen, sehingga ia bisa menyamar dan mengelabui reseptor di sel-sel tubuh kita. Ia mengirimkan pesan-pesan palsu, memblokir pesan yang asli, dan pada dasarnya menciptakan kekacauan total dalam sistem komunikasi internal tubuh.
Kekacauan inilah yang oleh para ahli dikaitkan dengan serangkaian risiko kesehatan yang mengerikan.