Mohon tunggu...
Tiyarman Gulo
Tiyarman Gulo Mohon Tunggu... Penulis

Menulis adalah jalan cuanku!

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Di Balik Senyum Penuh Makna Tom Lembong

5 Agustus 2025   18:15 Diperbarui: 5 Agustus 2025   15:25 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tom Lembong, Berikut ini Profil, dan Biotadanya! (instagram/tomlembong) 

Ada senyum yang lahir dari kebahagiaan. Ada senyum yang muncul karena kelucuan. Lalu, ada senyum seperti yang tergambar di wajah Thomas Trikasih Lembong. Sebuah senyum yang tenang, tipis, namun sarat akan makna. Ini mungkin adalah senyum paling "mahal" dalam panggung politik Indonesia beberapa waktu terakhir; senyum yang lahir bukan dari kemenangan gemilang, melainkan dari sebuah pembenaran yang datang setelah badai hukum nyaris menenggelamkan namanya.

Ketika ditanya oleh awak media bagaimana responsnya terhadap pengakuan Presiden Joko Widodo, kuasa hukum Tom Lembong, Zaid Mushafi, memberikan jawaban singkat yang mengandung sejuta cerita. 

"Ya tentunya dia menyikapi dengan senyum."

Senyum itu adalah penutup dari sebuah drama panjang yang menguji batas loyalitas, tanggung jawab, dan keadilan. Sebuah drama yang berpusat pada komoditas semanis gula, namun meninggalkan jejak yang begitu pahit.

Senyum Tom Lembong jadi respons atas pengakuan terlambat Jokowi soal kebijakan impor gula; sebuah validasi yang datang usai ia jalani proses hukum. - Tiyarman Gulo

Pengakuan yang Akhirnya Terdengar

Untuk memahami kedalaman senyum itu, kita harus mendengar kalimat yang memicunya. Kalimat itu datang dari orang nomor satu di republik ini, Presiden Joko Widodo. Menanggapi pembelaan pihak Tom Lembong yang selama ini konsisten menyebut kebijakan impor gula adalah instruksi presiden, Jokowi akhirnya angkat bicara.

"Ya, seluruh kebijakan negara itu dari presiden. Siapapun presidennya," kata Jokowi.

Bagi telinga awam, ini mungkin terdengar seperti pernyataan umum. Namun dalam konteks kasus Tom Lembong, kalimat ini adalah sebuah gema yang telah ditunggu-tunggu. Inilah pengakuan yang selama berbulan-bulan diperjuangkan oleh tim hukumnya di ruang sidang yang dingin dan melelahkan. Sebuah pengakuan yang mereka yakini bisa mengubah arah angin sejak awal.

Jalan Terjal Menuju Kebenaran

Mari kita putar waktu kembali. Sebelum senyum itu muncul, yang ada adalah wajah tegang di kursi pesakitan. Tom Lembong, mantan Menteri Perdagangan yang dikenal dengan pemikirannya yang cemerlang, harus berhadapan dengan proses hukum atas kebijakan impor gula yang ia ambil semasa menjabat.

Sejak awal, narasi pembelaannya jelas dan konsisten. Ia hanya menjalankan perintah. Ia adalah seorang "pembantu presiden" yang mengimplementasikan arahan dari atas. Namun, di mata hukum, argumen itu harus dibuktikan. Tim hukumnya berjuang keras. Mereka bahkan sampai pada titik di mana, menurut Zaid Mushafi, ahli hukum administrasi negara yang dihadirkan jaksa pun menyarankan hal yang sama.

"Seharusnya dari awal Pak Jokowi dimintai keterangan. Karena kan di sidang sudah jelas... ahli hukum administrasi negara... sudah menyatakan hadirkan aja Pak Jokowi," keluh Zaid.

Permintaan itu tak pernah terwujud. Sidang terus berjalan, palu diketuk, dan putusan dijatuhkan tanpa ada keterangan dari sang pemberi arahan kebijakan. Tom Lembong harus menelan pil pahit, menjalani proses hukum hingga akhirnya keluar dari tahanan setelah proses abolisi selesai. Baru setelah semua itu usai, setelah nasi menjadi bubur, pengakuan itu datang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun