Sepuluh juta euro. Jika kita bawa pulang ke Indonesia, angka itu setara dengan Rp 191.500.000.000,-. Seratus sembilan puluh satu koma lima miliar Rupiah. Dengan uang sebanyak itu, Anda bisa membangun puluhan sekolah atau membeli ratusan mobil mewah.
Jay Idzes, Palang pintu andalan Timnas Indonesia dan klub Venezia itu kini menjadi properti terpanas di bursa transfer Italia. Namanya tidak lagi hanya bergaung di antara suporter Venezia atau para penggemar Timnas, tetapi juga di ruang rapat klub-klub raksasa Serie A. Ini bukan lagi sekadar rumor, ini adalah sebuah pernyataan. Sebuah deklarasi bahwa kualitas pemain Indonesia telah sampai pada level yang tidak bisa lagi dipandang sebelah mata.
Venezia mematok harga Rp 191,5 Miliar untuk Jay Idzes. Bek Timnas ini jadi rebutan klub top Italia meski timnya degradasi, bukti kualitas & kebanggaan. - Tiyarman Gulo
Paradoks Sang Bintang
Untuk memahami mengapa harga Jay Idzes meroket gila-gilaan, kita perlu melihat sebuah paradoks yang terjadi sepanjang musim 2024-2025. Di satu sisi, ini adalah musim yang kelam bagi klubnya, Venezia. Walau telah berjuang mati-matian, mereka harus menerima kenyataan pahit terdegradasi ke Serie B, kasta kedua Liga Italia.
Namun, di tengah mendung yang menyelimuti tim, ada satu sosok yang cahayanya justru bersinar paling terang. Sosok itu adalah Jay Idzes.
Bermain dalam 36 pertandingan, ia bukan sekadar pelengkap. Ia adalah denyut nadi pertahanan. Penampilannya begitu konsisten, begitu solid, dan begitu tenang, hingga sebuah kehormatan tertinggi disematkan kepadanya, ban kapten. Di sebuah klub Italia yang kental dengan tradisi, mempercayakan kepemimpinan pada seorang pemain Asia yang relatif baru adalah sebuah bukti pengakuan yang luar biasa.
Ia adalah tembok kokoh saat diserang, sekaligus komposer pertama saat timnya mulai membangun serangan dari belakang. Sayangnya, sepak bola adalah permainan tim. Kegemilangan seorang Jay Idzes tidak cukup untuk menyelamatkan kapal Venezia dari jurang degradasi. Tapi, dunia sepak bola Italia tidak buta. Mereka melihat ada berlian di tengah puing-puing.
Ketika Para Raksasa Mulai Mengetuk Pintu
Kabar terdegradasinya Venezia menjadi lonceng yang membangunkan para peminat. Klub-klub besar Serie A yang sudah lama mengamatinya kini melihat sebuah peluang emas. Nama-nama seperti Inter Milan, Bologna, dan Udinese dikabarkan langsung bergerak.
Pindah ke salah satu dari klub ini berarti Jay Idzes tidak perlu ikut turun kasta. Ia bisa terus bermain di panggung tertinggi sepak bola Italia, melawan para juru gedor terbaik dunia setiap pekannya. Ini adalah jalan keluar yang sempurna.
Venezia, di sisi lain, sadar betul permata apa yang mereka miliki. Mereka mungkin terdegradasi, tapi mereka tidak akan melepas pemain terbaiknya dengan harga obral. Menurut laporan media ternama Italia, La Gazzetta dello Sport, manajemen Venezia membuka pintu negosiasi, namun dengan syarat yang jelas, siapkan mahar 10 juta euro.
Angka ini memang jauh di atas nilai pasarnya menurut situs Transfermarkt yang berada di angka 7,5 juta euro. Tapi, inilah logika bursa transfer. Harga tidak hanya ditentukan oleh nilai pasar, tetapi juga oleh tiga faktor krusial.