Mohon tunggu...
Tiyarman Gulo
Tiyarman Gulo Mohon Tunggu... Penulis

Menulis adalah jalan cuanku!

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

AI Akan Ambil Alih Sebagian Besar Pekerjaan Coding dalam 18 Bulan

19 Juli 2025   05:00 Diperbarui: 18 Juli 2025   15:43 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ya, ini mungkin adalah akhir dari pekerjaan coding seperti yang kita kenal. Pekerjaan yang sifatnya repetitif, penulisan kode tingkat rendah, atau debugging rutin kemungkinan besar akan menjadi yang pertama diambil alih sepenuhnya oleh AI. Manusia terlalu lambat dan terlalu mahal untuk tugas-tugas semacam itu dibandingkan agen AI yang bisa bekerja 24/7 tanpa lelah dan tanpa gaji.

Tapi, tidak, ini bukanlah akhir dari peran manusia dalam penciptaan teknologi. Ini adalah sebuah evolusi paksa. Peran manusia akan bergeser secara dramatis dari "pelaku" menjadi "pemikir". Dari "penulis kode" menjadi "sutradara AI".

Seorang sutradara film. Dia tidak perlu bisa mengoperasikan kamera, mengatur pencahayaan, atau mengedit suara sendiri. Tugasnya adalah memiliki visi, mengarahkan para ahli di bidangnya masing-masing, dan memastikan semua elemen bekerja sama untuk menciptakan sebuah mahakarya.

Di masa depan, itulah peran engineer manusia. Keahlian yang akan menjadi sangat berharga bukanlah lagi kemampuan mengetik sintaks Java atau Python dengan cepat. Keahlian yang dicari adalah,

  1. Pemikiran Strategis dan Arsitektur Sistem. Kemampuan untuk melihat gambaran besar, merancang sistem yang kompleks, dan memecahnya menjadi tujuan-tujuan kecil yang bisa diberikan kepada agen-agen AI.

  2. Kreativitas dan Pemecahan Masalah Inovatif. AI pandai mengeksekusi, tetapi manusia masih unggul dalam menciptakan ide-ide orisinal dan solusi di luar nalar logika mesin.

  3. Prompt Engineering Tingkat Lanjut. Kemampuan untuk berkomunikasi dengan AI secara efektif, memberikan instruksi yang tepat, jelas, dan kaya konteks untuk mendapatkan hasil yang optimal.

  4. Kecerdasan Emosional dan Pemahaman Bisnis. Memahami apa yang benar-benar dibutuhkan oleh pengguna dan klien, lalu menerjemahkannya menjadi tujuan teknis untuk AI.

Ini adalah fajar dari era baru di mana nilai seorang teknolog tidak lagi diukur dari seberapa banyak baris kode yang ia tulis, tetapi dari seberapa besar visi dan arahan yang bisa ia berikan kepada pasukan AI-nya.

Jangan panik, tapi mulailah beradaptasi. Gelombang ini datang lebih cepat dari yang kita duga. Bagi mereka yang hanya ingin menjadi "tukang ketik kode", masa depan mungkin terlihat suram. Namun, bagi mereka yang bersedia berevolusi menjadi arsitek, sutradara, dan pemikir strategis, masa depan justru tidak pernah secerah ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun