Mohon tunggu...
Tiyarman Gulo
Tiyarman Gulo Mohon Tunggu... Penulis

Menulis adalah jalan cuanku!

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Menjelajahi Dunia Gadai Swasta vs Pegadaian

13 Juli 2025   23:00 Diperbarui: 12 Juli 2025   15:14 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menjelajahi Dunia Gadai Swasta vs Pegadaian

Saat tanggal tua datang lebih cepat dari perkiraan, saat kebutuhan mendesak muncul tanpa permisi, dan dompet terasa lebih ringan dari biasanya. Di saat-saat "kepepet" itulah, mata kita mungkin mulai awas melihat pemandangan yang kian lazim di setiap sudut kota: gerai-gerai gadai dengan papan nama yang cerah, menjanjikan solusi instan.

Dari data OJK, ada 197 perusahaan gadai yang terdaftar. Di Jabodetabek saja, jumlah gerainya mencapai 1.686 titik. Mereka tumbuh subur seperti jamur di musim hujan, terkadang hanya berjarak selemparan batu satu sama lain. Tapi, apa yang sebenarnya terjadi di balik pintu-pintu itu? Seberapa cepat? Seberapa mahal? Dan ke mana seharusnya kita melangkah saat benar-benar butuh pertolongan?

Untuk menjawab rasa penasaran itu, kami memulai sebuah petualangan kecil. Dengan membawa satu "artefak", sebuah ponsel Oppo A5 2020 bekas tanpa kardus, kami menyusuri jalanan Bekasi, siap untuk menyelami dua dunia yang berbeda, dunia gadai swasta yang lincah dan kerajaan BUMN PT Pegadaian yang megah.

Gadai swasta menawarkan kecepatan dengan bunga tinggi, sementara Pegadaian lebih murah meski prosedurnya formal. Pilihan tergantung kebutuhan nasabah. - Tiyarman Gulo

Raja Kecepatan vs Raksasa Kehematan

Di satu sudut, berdiri gerai-gerai gadai swasta. Mereka adalah para sprinter: gesit, tidak banyak basa-basi, dan menawarkan kecepatan sebagai jualan utama. Di sudut lain, berdiri kokoh PT Pegadaian, sang raksasa plat merah. Ia adalah pelari maraton: lebih tenang, penuh prosedur, namun menawarkan daya tahan (biaya) yang lebih ramah di kantong.

Misi kami sederhana: mencari tahu berapa nilai "harta karun" kami di mata kedua kubu ini dan merasakan langsung pengalaman menjadi nasabah mereka.

Menjelajahi Gadai Swasta

Petualangan kami dimulai di belantara gerai swasta yang berderet di pinggir jalan. Ciri khas mereka langsung terlihat: fasad toko yang mencolok, ruangan yang tidak terlalu besar, dan yang paling sering, keberadaan teralis besi yang memisahkan petugas dengan nasabah.

Pusat Gadai Indonesia (PGI)

Di PGI Karangsatria, suasana lengang. Beberapa petugas muda langsung menyapa. Tanpa banyak formalitas, ponsel kami langsung diperiksa oleh seorang penaksir berseragam putih. Tangan mereka begitu terampil. Tak sampai satu menit, vonis pun keluar: nilai taksiran Rp 400.000.

Tapi, tunggu dulu. Uang yang akan diterima tidak sebesar itu. Petugas dengan lugas merinci "sunatannya", biaya administrasi Rp 20.000, biaya asuransi Rp 10.000, dan yang paling signifikan, bunga bulan pertama sebesar 10% (Rp 40.000) yang harus dibayar di muka. Total, dari pinjaman Rp 400.000, kami hanya akan membawa pulang uang tunai Rp 330.000. Sebuah pelajaran pertama yang berharga, kecepatan punya harga.

Gadai Top & Raja Gadai

Berbekal pengalaman pertama, kami menyeberang jalan ke Gadai Top, hanya 50 meter jauhnya. Prosesnya mirip, namun hasilnya berbeda. Petugas di sini, setelah memeriksa, dengan sopan menolak ponsel kami. Alasannya, modelnya sudah terlalu lama dan kondisinya kurang baik. Pengalaman serupa kami temui di Raja Gadai.

Ini adalah pelajaran kedua, gerai gadai swasta, meskipun cepat, ternyata sangat selektif. Mereka adalah pebisnis yang harus memastikan barang yang mereka terima masih punya nilai jual tinggi jika nantinya dilelang. Barang lama atau kurang mulus? Siap-siap ditolak.

Dari petualangan singkat ini, DNA gadai swasta mulai terungkap, mereka adalah "restoran cepat saji" keuangan. Prosesnya kilat, tidak perlu banyak dokumen, dan uang tunai bisa langsung di tangan. Namun, "kalorinya" (biayanya) tinggi, dengan bunga 10% per bulan dan berbagai biaya tambahan. Dan yang terpenting, "menu" yang mereka terima sangat terbatas pada barang-barang yang masih "panas" di pasaran.

Memasuki Kerajaan Plat Merah, PT Pegadaian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun