Telepon berdering. Di satu sisi, ada Jeremie Frimpong, bek sayap secepat kilat yang baru saja mendaratkan mimpinya di Anfield. Di sisi lain, Florian Wirtz, sang maestro muda Jerman, penyihir lapangan hijau yang jadi rebutan seluruh Eropa.
"Bro, ini beneran terjadi," mungkin begitu percakapan mereka dimulai. Bukan obrolan agen, bukan negosiasi alot. Hanya dua sahabat yang tidak percaya takdir akan menyatukan mereka lagi, kali ini di bawah sorotan lampu stadion paling ikonik di Inggris.
Kegembiraan yang meluap dari Jeremie Frimpong saat mendengar sahabatnya, Florian Wirtz, resmi menyusulnya ke Liverpool bukanlah sekadar basa-basi untuk media. Itu adalah getaran tulus dari sebuah koneksi yang telah teruji di medan perang Bundesliga. Di balik angka-angka transfer yang bikin geleng-geleng kepala, 35 juta untuk Frimpong dan rekor gila 116 juta untuk Wirtz, tersimpan sebuah cerita yang jauh lebih berharga, kisah tentang chemistry, persahabatan, dan potensi ledakan dahsyat yang siap diciptakan di Premier League.
Ini bukan sekadar Liverpool membeli dua pemain hebat. Ini adalah Liverpool yang mengimpor sebuah "paket kemitraan" paling mematikan di Eropa.
Reuni sahabat Wirtz & Frimpong di Liverpool! Dengan transfer rekor, koneksi magis mereka dari Leverkusen siap memulai dinasti baru The Reds. - Tiyarman Gulo
Kehadiran Roket Belanda Bernama Frimpong
Musim 2024-2025 menjadi musim yang aneh bagi fans Liverpool. Mereka berhasil merebut kembali takhta Liga Inggris, sebuah pencapaian luar biasa di era pasca-Jurgen Klopp. Namun, di tengah euforia, sebuah lubang besar menganga. Trent Alexander-Arnold, pahlawan lokal dan salah satu bek kanan terbaik dalam sejarah klub, memutuskan untuk mencari tantangan baru di Real Madrid. Sebuah akhir era.
Anfield butuh jawaban. Bukan sekadar pengganti, tapi sebuah pernyataan. Dan pernyataan itu datang pada 30 Mei 2025 dalam wujud Jeremie Frimpong.
Bagi yang hanya melihat statistik, 35 juta untuk seorang bek sayap mungkin terdengar wajar. Tapi bagi mereka yang menyaksikan Bayer Leverkusen mengukir sejarah sebagai "The Invincibles" di Jerman, mereka tahu Liverpool baru saja mencuri permata. Frimpong bukan sekadar bek kanan. Dia adalah roket Belanda. Seorang pemain sayap yang kebetulan dipasang di posisi bertahan. Energinya tak terbatas, larinya merobek pertahanan lawan, dan umpan silangnya adalah mimpi buruk bagi para bek.
Manajer baru Liverpool, Arne Slot, tahu persis apa yang dia dapatkan. Dalam percakapan pertamanya dengan Frimpong, pesannya jelas. "Ketika saya pertama kali berbicara dengannya, saya langsung menyadari bahwa ia tertarik," ungkap Frimpong. "Ia berkata bahwa ia benar-benar menginginkan saya di Liverpool dan saya akan cocok dengan tim."
Tentu saja dia cocok! Sistem permainan Arne Slot yang menuntut pressing tinggi, transisi cepat, dan bek sayap yang agresif adalah habitat alami bagi pemain seperti Frimpong. Ibaratnya, Slot sedang membangun mobil Formula 1 dan ia baru saja mendapatkan mesin turbo terbaik. Mendengar itu langsung dari sang manajer, bagaimana Frimpong bisa menolak? "Bagaimana mungkin saya bisa mengatakan tidak?" katanya.
Sang Maestro Rp 2,6 Triliun Tiba di Anfield
Jika kedatangan Frimpong adalah sebuah percikan api, maka pengumuman pada 20 Juni 2025 adalah ledakan nuklir yang mengguncang seluruh lanskap sepak bola Inggris. Florian Wirtz, di usianya yang baru 22 tahun, resmi menjadi pemain Liverpool.
Dan harganya? 116 juta (sekitar Rp 2,6 triliun).
Angka itu memecahkan rekor transfer Liga Inggris sebelumnya yang dipegang Enzo Fernandez (103 juta) dan Jack Grealish (100 juta). Ini adalah uang yang tidak masuk akal. Uang yang bisa membangun skuad. Uang yang bisa membeli klub kecil. Dan Liverpool mempertaruhkan semuanya pada seorang pemuda Jerman.
Kenapa? Karena Florian Wirtz bukan sekadar pemain. Dia adalah seorang seniman. Seorang game-changer. Otaknya melihat ruang yang tidak dilihat orang lain, kakinya menari dengan bola seolah mereka terlahir bersama. Setelah pulih dari cedera ACL parah yang sempat mengancam kariernya, Wirtz kembali dengan level yang lebih mengerikan. Ia adalah jantung dan otak dari tim Leverkusen yang tak terkalahkan itu. Mencetak gol, memberi assist mustahil, dan mendikte tempo permainan layaknya seorang konduktor orkestra.
Meninggalkan Leverkusen, klub yang membesarkannya sejak tim U-19, adalah keputusan berat. Tapi panggilan dari Liverpool, dengan proyek ambisius Arne Slot dan kesempatan untuk bermain di liga terbaik dunia, adalah magnet yang terlalu kuat. Tekanannya? Jelas luar biasa. Dengan label harga sebesar itu, setiap sentuhan bolanya akan dianalisis, setiap pertandingannya akan dihakimi. Tapi Liverpool tidak sedang berjudi. Mereka berinvestasi pada seorang calon peraih Ballon d'Or.
Senjata Rahasia Liverpool Lewat Reuni "Leverkusen Connection"
Di sinilah semua kepingan puzzle menyatu. Kegembiraan Frimpong bukanlah semata karena temannya ikut pindah. Kegembiraannya adalah karena dia tahu betul apa artinya bermain bersama Wirtz.
Selama empat setengah musim di Leverkusen, keduanya membentuk salah satu duo paling dinamis di sisi kanan lapangan. Bayangkan skenarionya: Frimpong melakukan overlap dengan kecepatan supersonik di sisi sayap, menarik satu atau dua bek lawan bersamanya. Seketika, ruang terbuka di tengah. Dan di ruang itulah, Florian Wirtz hidup. Dengan sepersekian detik, Wirtz bisa mengirimkan umpan terobosan magis ke ruang yang ditinggalkan Frimpong, atau justru menggunakan ruang itu untuk melepaskan tembakan melengkung ke pojok gawang.
Kombinasi mereka adalah telepati. Frimpong berlari, Wirtz sudah tahu ke mana bola harus diarahkan. Wirtz memegang bola, Frimpong sudah tahu kapan harus memulai sprintnya. Kemitraan ini tidak dibangun dalam semalam di sesi latihan. Ini ditempa melalui ratusan pertandingan, keringat, dan kemenangan bersama.
"Saya sangat gembira," kata Frimpong kepada ESPN NL, senyumnya seolah tak bisa disembunyikan. "Dan tentu saja Florian Wirtz, teman baik saya, dia juga akan ikut. Itu membuat semuanya semakin menyenangkan."
Kalimat sederhana itu adalah kode. Artinya, "Kami siap membawa sihir kami dari BayArena ke Anfield. Kami tidak perlu waktu adaptasi untuk saling memahami. Kami sudah siap tempur."
'Oranje' di Tepi Merseyside
Seolah reuni dengan Wirtz belum cukup, Frimpong masuk ke sebuah lingkungan yang terasa seperti rumah. Arne Slot, sang arsitek, berasal dari Belanda. Virgil van Dijk, sang kapten dan jenderal pertahanan, adalah seniornya di timnas Belanda. Cody Gakpo, penyerang serba bisa, adalah rekannya di skuad Oranje.
Ini bukan sekadar kebetulan. Ini adalah keuntungan strategis. Van Dijk akan menjadi mentor yang sempurna, membimbing Frimpong dalam seni bertahan di liga yang keras secara fisik. Gakpo dan Frimpong bisa membawa pemahaman mereka di timnas ke level klub. Dan yang terpenting, filosofi permainan Slot yang berakar kuat dari tradisi sepak bola Belanda akan lebih mudah diserap oleh Frimpong.
"Saya juga sudah mengenal beberapa pemain dari tim nasional. Jadi, ya saya sangat bersemangat. Saya tidak sabar untuk memulainya," tambah Frimpong. Semangat ini menular. Kedatangannya, bersama Wirtz, seolah menyuntikkan adrenalin dosis tinggi ke dalam skuad yang sudah berstatus juara.
Debut Dinanti, Ekspektasi Melambung
Semua mata kini tertuju pada Sabtu, 16 Agustus 2025. Liverpool akan menjamu Bournemouth di laga pembuka musim. Itu bukan lagi sekadar pertandingan pertama. Itu akan menjadi panggung perdana bagi dinasti baru Liverpool.
Akankah sihir Frimpong-Wirtz langsung bekerja di tengah kerasnya adu fisik Premier League? Mampukah Wirtz menanggung beban sebagai pemain termahal dalam sejarah Inggris? Bisakah Frimpong mengisi sepatu raksasa yang ditinggalkan Alexander-Arnold?
Pertanyaan-pertanyaan itu akan segera terjawab. Tapi satu hal yang pasti, Liverpool tidak hanya merekrut dua pemain kelas dunia. Mereka telah merekrut sebuah visi, sebuah kemitraan, dan yang terpenting, sebuah persahabatan yang siap mengubah kegembiraan mereka menjadi mimpi buruk bagi lawan.
Era baru di Anfield telah dimulai. Dan orkestra ini akan dipimpin oleh dua konduktor muda yang sudah tidak sabar untuk memulai pertunjukan mereka. Siapkan diri Anda.(*)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI