Utang pemerintah Indonesia yang meningkat menjadi salah satu topik yang hangat di Indonesia saat ini. Utang pemerintah pada akhir tahun 2019 mencapai Rp 4.778 triliun sesuai catatan Kementrian Keuangan (Kemenkeu).Â
Nilai tersebut meningkat sebesar 8,14% dari utang tahun sebelumnya yang bernilai Rp 4.418,3 triliun. Prabowo Subianto pernah mengatakan bahwa jika kenaikan utang terjadi secara terus-menerus, kemungkinan Indonesia akan bangkrut pada tahun 2030.Â
Apakah pernyataan tersebut masuk akal, atau terlalu pesimistis? Selama masa jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada periode pertamanya dari tahun 2014 hingga tahun 2018, utang pemerintah Indonesia meningkat sebanyak 48%.Â
Peningkatan ini cukup substansial dibanding periode sebelumnya. Pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dari 2009-2013, nilai utang meningkat sebesar 26%.
Kementrian Keuangan menyampaikan bahwa utang pemerintah meningkat karena pemerintah sedang mengintensifkan pembangunan infrastruktur.Â
Pengeluaran negara dalam pembangunan infrastruktur ini digunakan untuk hal-hal yang produktif yang akan mempermudah investasi, menciptakan sumber daya manusia yang unggul, dan jaringan komunikasi yang kuat. Manfaat dari pengembangan ini dapat dilihat dalam beberapa tahun ke depan.Â
Pengeluaran telah disalurkan ke proyek-proyek skala besar secara besar-besaran, seperti bandara, pelabuhan, jalan tol, dan lain-lain. Pemerintah juga memprioritaskan pengeluaran pada 2 sektor utama ekonomi lainnya yaitu kesehatan dan pendidikan.Â
Sesuai amanat dari konstitusi, pemerintah mengalokasikan 20% dari anggaran tahunan untuk sektor pendidikan. Dalam sektor kesehatan, pemerintah telah meningkatkan pengeluaran untuk meningkatkan sistem perawatan kesehatan.Â
Pada tahun 2019, pemerintah telah mencakup sebagian besar masyarakat Indonesia dalam program perawatan kesehatan. Pengeluaran-pengeluaran tersebut dalam jangka panjang yang berkelanjutan akan meningkatkan standar hidup masyarakat Indonesia.
Pengeluaran-pengeluaran yang membutuhkan biaya besar tersebut tentu akan memperbesar defisit, dan solusi utama dari pembiayaan defisit adalah utang.Â
Menteri keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa masyarakat Indonesia seharusnya tidak hanya melihat utang dari sisi nilainya yang besar, namun juga tujuan dari utang tersebut. Utang dibutuhkan untuk menjaga stabilitas ekonomi. Utang juga berperan penting dalam mengurangi kemiskinan dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi.Â