"Sekali lagi aku ingatkan itu bukan sekedar kertas usang" pikirku kala itu meriuh saat reuni kecil-kecilan.
Sedari tadi mereka yang nampak hanya segelintir isi kepala yang saling bertengkar dengan pemiliknya. Teman masa SMA yang dulu dekat kini berjarak.
Hari ini, berkumpul bersama dalam sebuah reuni kecil-kecilan hanya untuk berbincang hangat sembari menanyai kabar masing-masing. Sebenarnya perbincangan ini tidaklah sehangat seperti pertemuan anak yang pulang dari perantauan menemui orang tua tersayang, melainkan hanya ingin saling mengumpat satu sama lain demi kepentingan kewarasan yang tak pernah tenang seiring dengan umur kelulusan yang sudah mendekati 1 tahun.
Iya, aku masih menganggur.
Melanjutkan ujarku "Kertas ini adalah salah satu bukti jika kita telah sampai disini"
Semua melihatku dengan tatapan sinis. Mereka mungkin mengira aku telah gila karena masih menganggur. Namun disisi lain, ada seorang yang tertawa akan hal yang aku ujarkan.Â
"ahahahahaha, kamu masih saja lucu seperti dulu dan"Â
"Dulu kamu menganggap mikroskop adalah teropong bintang, dan kau mencoba memakainya untuk meneropong bulan" lanjutnya.
Jujur, aku sangat dongkol kala itu. Jika dipikir kembali, saya belum mengatakan jelas apa alasan aku mengucapkan itu. Wajar jika aku masih mendapatkan jawaban yang belum bisa aku terima.
"Terimakasih atas jawaban yang sangat tidak membantu itu"
"Masalah kertas usang hasil data penelitian yang baru saja kau keluarkan itu sangatlah lumus, kau benar-benar tak menghargai apa yang telah kau kerjakan. Atau hanya sekedar tugas belaka yang kau kerjakan dengan setengah hati" ucapku tenang.