Mohon tunggu...
Tirta Adithiya nugraha
Tirta Adithiya nugraha Mohon Tunggu... Lainnya - sedikitpi mahanganggur

bercita - cita menjadi elit global dan penerbang roket

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Keluarga Bakti

24 Oktober 2020   01:26 Diperbarui: 24 Oktober 2020   01:49 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Saat tuan pergi jauh nanti, jangan lupa untuk kembali
Kembali dalam pelukan
Ibu tuan yang
mengajarkan
apa itu budi pekerti.
Ketika tuan
sudah setengah jadi,
jangan lupa untuk mengabari. Mengabari Ayah
tuan yang mengajarkan apa itu abdi.

Tuan harus
tahu bahwa
tuan tak besar sendiri
Sewaktu kecil,
tuan telah dipondasi oleh al – Qur’an
dan iman imani. Dan besar tuan
telah dilandasi,
Dilandasi
malu dan apa itu harga diri.

Jangan
sampai tuan
lupa untuk pulang. Pulanglah
tuan
dan pergi berbakti. Jangan sampai tuan jadi
tak tahu diri.
Diri yang sehat adalah diri yang
Ingat akan pijakan di bumi.

Kemudian teman – teman tuan, para manusia –
manusia pemimpi yang
mengajarkan tuan
bagaimana cara menanak nasi. Bagaimana
caranya menahan hati
dan yang telah tuan
anggap saudara - saudari sendiri.

Merekalah yang membimbing tuan untuk
Melihat hari.
Melihat bulan dan cerita – cerita
kecil tentang manusia dan
filosofi padi.
Ketika
Ibu dan Ayah tuan sendiri, sudah
tak punya wilayah untuk menjajaki
dunia tuan
yang sudah
mandi
sendiri.

Saat tuan telah
datang dan berdiri, berdiri menatap
langit
dan Ilahi,
berdoalah
akan kesehatan dan
keselamatan kepada orang – orang dekatnya tuan
sendiri.

Saat tuan
sangat takut
untuk melangkah lagi,
jangan
bermaksud untuk mundur
ataupun lari. Karena rumah
sebenarnya ada di hati. Orang yang memikirkan tuan,
orang yang mendoakan tuan adalah orang – orang
yang menguatkan hati.

 Terus ingat kebaikan mereka
dan jangan lupa tuk
berbalas budi.
Karena tuan
akan mati
suatu
hari nanti. Dan siapa yang akan mengingat tuan
jika bukan
mereka,
para keluarga – keluarga bakti.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun