Mohon tunggu...
Tiradosholeh
Tiradosholeh Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Upaya Pemanfaatan Daerah Lumpur Lapindo Sidoarjo sebagai Objek Wisata Alam di Sidoarjo

25 Maret 2023   13:16 Diperbarui: 25 Maret 2023   14:31 796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peta Lokasi Lumpur Lapindo Sidoarjo

Kawasan Lumpur Lapindo Sidoarjo sedang dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Sidoarjo untuk dijadikan pusat pariwisata Kota Delta sebagai bentuk kesungguhan mereka sebagai pemerintah. Pemerintah telah mengundang sejumlah pihak penting untuk memberikan masukan dan bekerja sama untuk mengembangkan kawasan wisata tersebut. Pada tanggal 20 Juli 2017, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo membentuk Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) sebagai langkah awal untuk mengembangkan sektor pariwisata. Pada kesempatan ini, meski dalam kondisi bencana, BPPD diresmikan oleh Wakil Bupati Sidoarjo. Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD), menurut Wakil Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin, merupakan sebuah perkembangan yang cukup signifikan bagi Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Dengan dibentuknya BPPD, pemerintah berharap agar Kabupaten Sidoarjo dapat dikenal dengan kawasan wisatanya, bukan sebagai Kota Industri saja.

Melihat kondisi yang ada, kawasan yang terkena dampak Lumpur Lapindo Sidoarjo ini memiliki banyak hal yang menjanjikan. Jika digarap dengan serius, kawasan seluas lebih dari 600 hektar ini memiliki habitat alam yang masih alami dan potensi wisata yang luar biasa. Diharapkan tidak hanya menjadi lokasi yang dipertahankan seperti saat ini. Dalam sebuah wawancara, Nur Ahmad Syaifuddin, wakil bupati Sidoarjo, menyatakan bahwa tujuan dari BPPD adalah untuk lebih mempromosikan Lumpur Lapindo Sidoarjo sebagai tujuan wisata yang berbeda dan untuk mengembangkan gagasan tentang kawasan wisata yang aman dan menarik. Meskipun semburan lumpur saat ini berada dalam kondisi yang cukup terkendali, aspek keamanan sangat penting mengingat semburan lumpur ini merupakan fenomena alam yang diklasifikasikan sebagai fenomena alam kategori bencana. Potensi menyerap wisatawan sangat besar selama dibuat menarik dan aman. BPPD juga memiliki tugas melengkapi kekurangan yang ada agar kawasan lumpur menjadi tempat yang menarik.

Selain meluncurkan BPPD Kabupaten Sidoarjo, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo juga telah mengambil langkah untuk melanjutkan pembangunan di area Lumpur Lapindo di Sidoarjo. Menurut Achmad Zaini, direktur Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Sidoarjo, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo berencana untuk mengambil alih fasilitas Lumpur Lapindo di Porong. Hal ini dilakukan untuk memfasilitasi tujuan untuk mengembangkan wilayah pusat semburan lumpur sebagai tujuan wisata. Mengenai strategi pengelolaan kawasan lumpur, baik yang berada di dalam maupun di luar peta terdampak, pemerintah kabupaten sedang menyusun surat untuk diajukan kepada pemerintah pusat. Permohonan ini diajukan mengingat masa kerja Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) akan berakhir pada akhir tahun 2017.

Lokasi pusat lumpur dimaksudkan untuk digunakan sebagai tujuan wisata yang dapat dinikmati oleh masyarakat umum. Area ini akan diperbaiki, dan fasilitas tambahan lainnya akan dipasang, semuanya didanai oleh APBD Sidoarjo. Masyarakat dapat belajar tentang geologi di lokasi ini. Namun, mandat untuk mengelola semburan lumpur juga berpindah seiring dengan pergantian manajemen.

 

Kendala yang dihadapi dalam pengembangan objek wisata Lumpur Sidoarjo

Kementerian Pariwisata harus menghadapi sejumlah kesulitan dan rintangan. Kementerian Pariwisata telah mengidentifikasi beberapa kesulitan dan rintangan berikut dalam pertumbuhan pariwisata Indonesia. Tidak adanya toilet di tempat tujuan wisata, jauhnya jarak antar objek wisata, kelangkaan pemandu wisata yang menguasai bahasa selain bahasa Inggris, tidak meratanya distribusi Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pariwisata di seluruh provinsi di Indonesia, tidak adanya konektivitas, layanan dasar dan infrastruktur untuk melayani wisatawan, higienitas dan sanitasi, terjadinya bencana alam yang memaksa penutupan perlintasan batas negara Indonesia, (Prodjo, 2016).

Berdasarkan pengakuan Menteri Pariwisata, dapat ditarik kesimpulan bahwa kendala yang dihadapi  oleh hampir seluruh objek wisata di Indonesia adalah sama. Begitu juga dengan wisata Lumpur Lapindo Sidoarjo, di lokasi wisata kurangnya pelayanan yang memadai, baik dari segi pelayanan dasar maupun infrastruktur.

Seperti halnya, hanya ada ojek motor dengan biaya tinggi untuk sekali sewa, serta keterbatasan infrastruktur, pada kawasan wisata ini hanya tersedia tangga kecil yang terbuat dari papan kayu, seperti pada gambar 4.1.

Dampak terhadap masyarakat sekitar dengan adanya objek wisata Lumpur Sidoarjo

Bukan kesalahan manusia, tetapi kesalahan pengeboran yang menyebabkan semburan lumpur Lapindo. Dia memproyeksikan bahwa semburan akan berlangsung dalam waktu yang sangat lama, mungkin antara 26 dan 30 tahun. "Semburan akan terus berlanjut" menurut Richard Davis, Inggris.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun