Mohon tunggu...
Tinton Ditisrama
Tinton Ditisrama Mohon Tunggu... Pengajar Hukum Tata Negara Universitas Jayabaya

"Seorang pembelajar dan penikmat hukum, politik, dan juga musik yang dengan senang hati bisa berbagi pemikiran dan wawasan." Penulis buku: 1. Hukum Tata Negara Indonesia -Teori dan Penerapan- (Pengantar: Dr. Bambang Soesatyo, MBA); dan 2. Teori dan Hukum Konstitusi (Pengantar: Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH; dan Prof. Dr. Fauzi Yusuf Hasibuan, SH, MH)

Selanjutnya

Tutup

Music

Dijuluki The Beatles-nya Indonesia: Ini Kata Koes Plus!

1 Maret 2025   18:00 Diperbarui: 2 Maret 2025   05:17 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Personel Koes Plus ketika masih komplit (Foto: Google)

The Beatles dikenal sebagai ikon musik dunia yang mempengaruhi banyak musisi generasi berikutnya. Hal yang sama terjadi dengan Koes Plus di Indonesia. Banyak musisi besar Indonesia, seperti God Bless, Slank, dan Gigi, mengaku terinspirasi oleh Koes Plus.

Musik mereka juga abadi dan terus dinyanyikan oleh generasi baru. Bahkan, banyak lagu Koes Plus yang diaransemen ulang oleh berbagai penyanyi, menunjukkan betapa besar pengaruh mereka dalam musik Indonesia.

1000012279-67c2e79a34777c4e3e71f9d2.jpg
1000012279-67c2e79a34777c4e3e71f9d2.jpg
Pengalaman Ditangkap karena Musik Barat

Salah satu faktor yang membuat Koes Plus sering disandingkan dengan The Beatles adalah pengalaman mereka menghadapi represi pemerintah karena memainkan musik yang dianggap terlalu "Barat". Pada tahun 1965, Koes Bersaudara dipenjara oleh rezim Orde Lama karena memainkan musik rock and roll yang saat itu dianggap sebagai budaya imperialisme barat yang bertentangan dengan ideologi negara.

Mirip dengan The Beatles yang menghadapi berbagai kontroversi di Inggris dan Amerika Serikat (terutama pernyataan John Lennon tentang agama), Koes Bersaudara juga mengalami hambatan dalam bermusik karena perubahan politik di Indonesia.

Perbedaan dan Identitas Sendiri

Meskipun sering dibandingkan dengan The Beatles, Koes Plus memiliki identitas dan karakter unik yang membedakan mereka. Mereka tidak hanya membawakan musik pop dan rock, tetapi juga mengeksplorasi berbagai genre lokal, seperti keroncong dan dangdut, yang membuat mereka tetap dekat dengan budaya Indonesia.

Selain itu, dalam beberapa wawancara, Yok Koeswoyo pernah menyatakan bahwa ia tidak suka dengan penyamaan Koes Plus dengan The Beatles. Ia menegaskan bahwa mereka adalah band dengan jati diri sendiri dan tidak perlu disamakan dengan grup lain.

"Saya enggak suka Koes Plus disamakan dengan The Beatles, karena kami ini punya jati diri sendiri. Koes Plus itu Koes Plus!"
--- Yok Koeswoyo (Kompas)

Yok Koeswoyo, Personel Koes Plus (Foto: Google)
Yok Koeswoyo, Personel Koes Plus (Foto: Google)

Julukan "The Beatles-nya Indonesia" diberikan kepada Koes Plus karena mereka memiliki peran besar dalam perkembangan musik pop di Indonesia, mirip dengan pengaruh The Beatles di dunia. Dari segi musik, popularitas, produktivitas, dan revolusi dalam industri musik, Koes Plus memang memiliki kemiripan dengan The Beatles. Namun, mereka tetap memiliki karakter khas yang membedakan mereka dari band Inggris tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun