Mohon tunggu...
Tini Siniati Koesno
Tini Siniati Koesno Mohon Tunggu... Human Resources - fokus kepada Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian, Inovasi dan Standar Instrumen Pertanian

bekerja di Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Jawa Timur

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Dorong Konsumsi Pangan Pendamping Beras, Awali dari Skala Rumah Tangga Ciptakan Kemandirian Pangan Negeri

29 September 2021   02:40 Diperbarui: 29 September 2021   17:57 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanaman Ubi Kayu Mudah Dibudidayakan Masyarakat. Foto: Dokumentasi pribadi

Salah satunya menjadi Singsaras (singkong disawut menjadi beras), yang digagas oleh Prof. Ahmad Subagiyo, guru besar Universitas Jember.  Ini adalah salah satu bukti bahwa upaya mencari padanan beras terus dikembangkan dan dikaji melalui bahan baku yang mudah didapat dan dikembangkan sendiri oleh masyarakat.  

Ternyata ubikayu dapat diolah dan dijadikan makanan pendamping beras. Selain itu ubikayu dapat ditanam pada lahan kering/tegalan atau sekitar pekarangan rumah.  Intinya tanaman tersebut dapat dibudidayakan dan dikembangkan tidak serumit seperti budidaya tanaman padi.   

Launching teknologi singsaras dilakukan sudah sejak tahun 2019 oleh Prof. Ahmad Subagiyo. Konsepsinya adalah menyawut singkong untuk kemudian dikeringkan dan bisa mengganti beras paling tidak menjadi pendamping beras.  

Jadi inti dari pada teknologi ini didasarkan kepada kondisi bahwasanya singkong mudah mengalami kerusakan fisiologis setelah 2 hari dipanen, sehingga perlu dilakukan pengolahan secepatnya.  

Pada puncak panen, pengolahan menjadi produk antara (intermediate product) sangat diperlukan. Singsaras (singkong disawut jadi beras) merupakan teknologi sederhana untuk menghasilkan produk antara singkong yang mempunyai umur simpan lama hingga setahun.

Cara membuatnya mudah, bisa dilakukan skala rumah tangga. Prinsip teknologinya sangat sederhana, singkong dikupas dicuci air mengalir dan kemudian disawut.  

Setelah itu perlu pencucian kembali (rendam) untuk menghilangkan patinya. Fungsi pencucian itu adalah menghilangkan pati yang terekspos, dan ini yang menyebabkan lengket. Ketika pati yang terekspos itu sudah hilang maka mutu daripada serat pangan yang ada di dalam singsaras menjadi lebih baik. 

Pati yang terekspos tadi apabila tidak di bersihkan mengakibatkan menjadi sangat cepat sekali berubah menjadi gula di dalam perut, sehingga kadar gula darah tubuh menjadi cepat meningkat.  

Dengan mencuci tadi maka pati terekspos hilang sehingga indeks glikemik rendah dan ini baik untuk penderita diabet, dapat menurunkan kadar gula sekaligus.  Rendahnya indeks glikemik tersebut menunjukkan tanda bahwa singsaras cocok untuk penderita diabet.

Tahap selanjutnya setelah pencucian, kemudian diperas hingga apuh. Pemerasan ini memberikan ruang untuk masuknya cita rasa kedalam singsaras pada perlakuan pemberian citarasa.   

Tujuan adalah untuk memasukkan aroma dan citarasa yang dikehendaki untuk menghilangkan kesan singkong yang berlebihan.  Jadi bisa dicover misalnya dengan daun salam, bawang, vanila dan seterusnya bisa dimainkan situ, sambung beliau dalam paparan materi singsaras pada webinar propaktani.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun