Informasi intelijen bertujuan untuk memberikan early warning (peringatan dini), situational awareness (kesadaran situasional), serta strategic foresight (pandangan strategis ke depan) bagi negara maupun organisasi.
Zaman Kuno, praktik intelijen klasik sudah dikenal sejak peradaban Mesir, Tiongkok (Sun Tzu dalam The Art of War), hingga Romawi yang menggunakan mata-mata untuk strategi militer. Pada abad ke-20, intelijen berkembang pesat dengan lahirnya lembaga-lembaga seperti CIA (AS), KGB (Uni Soviet), MI6 (Inggris).
Saat ini intelijen tak lagi terbatas pada militer, melainkan meluas ke bidang ekonomi, siber, energi, dan lingkungan. Counter Intelligence sangat penting untuk mencegah infiltrasi atau spionase musuh.
Akar Permasalahan
Dari sisi intelijen, kerusuhan akhir Agustus 2025 tidak dapat dilepaskan dari tiga faktor utama:
1. Faktor Sosial-Ekonomi
Meningkatnya kesenjangan, turunnya daya beli masyarakat, serta meningkatnya angka pengangguran di perkotaan.
2. Faktor Politik
Adanya rivalitas antar kelompok kepentingan, baik di tingkat lokal maupun nasional, yang memanfaatkan momentum keresahan sosial.
3. Faktor Psikologis-Massa
Akumulasi kemarahan publik akibat isu kemanusiaan (seperti gugurnya pengemudi ojol), yang menjadi pemicu amuk massa.