Mohon tunggu...
Timotius Apriyanto
Timotius Apriyanto Mohon Tunggu... Konsultan - OPINI | ANALISA | Kebijakan Publik | Energi | Ekonomi | Politik | Filsafat | Climate Justice and DRR

Penulis adalah praktisi Pengurangan Risiko Bencana dan Pengamat Sosial

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ekonomi Survival di Tengah Perang Dingin Tiongkok Vs Amerika yang Semakin Memanas

27 Juli 2020   09:54 Diperbarui: 27 Juli 2020   19:10 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source : https://www.businessinsider.com (photo credit: Kevin Lamarque/Reuters)

Dalam konteks teknologi digital, Amerika juga selalu khawatir bahwa peralatan Huawei telah dirancang Tiongkok untuk membantu kegiatan spionase dan akan membuat pelanggannya bergantung pada teknologi Tiongkok. Amerika Serikat telah bekerjasama dengan Inggris dalam bidang intelijen jaringan dengan sistem sel yang terdiri para ahli siber untuk secara khusus memantau perkembangan teknologi dan peralatan Huawei sejak 2010.

Huawei memulai debutnya sembilan belas tahun lalu sebagai perusahaan Tiongkok yang tidak dikenal publik mendirikan kantor penjualan pertamanya di Eropa, di pinggiran kota Frankfurt dan kota komuter Inggris. Mereka selain menjual berbagai peralatan komunikasi juga mulai menawarkan layanan untuk membangun jaringan telekomunikasi. 

Saat ini, Huawei menjadi icon yang menakutkan bagi dunia barat saat sistem perdagangan global produk komunikasi digital Eropa mengalami kehilangan kepercayaan. Huawei mencapai record penjualan $ 123milyar dan memiliki dedikasi tinggi terhadap para penguasa Tiongkok.

Perkembangan Huawei yang sangat pesat ini sudah selalu mendapat serangan hukum Amerika sejak 2018 dalam seting perang dagang yang semakin sengit. Saat ini Huawei sedang gencar melakukan penetrasi teknologi 5G yang dianggap sangat mengancam Amerika Serikat dan Inggris yang kemungkinan besar akan diikuti oleh negara-negara Eropa untuk memblokir Huawei dari aktivasi jaringan 5G-nya.

Amerika Serikat dan Inggris justru terlihat sedang dalam situasi panik menghadapi kemajuan teknologi digital Tiongkok dengan strategi yang parsial dan tidak koheren. Masyarakat global yang semakin terbuka dengan didorong kekuatan ekonomi Tiongkok sangat sulit dibendung oleh strategi Amerika dan Eropa yang parsial dan tidak koheren tersebut.

Ekonomi Survival

Runtuhnya rantai suplai dan permintaan global hampir di semua sektor serta terjadi secara bersamaan dalam waktu yang tidak bisa ditentukan merupakan fenomena ekonomi langka. Pertumbuhan ekonomi negatif telah dan akan terjadi di banyak negara serta memicu resesi ekonomi. Kondisi tersebut akan membuat tingkat konsumsi menurun drastis dalam tingkat inflasi yang rendah.

Iain Norman Macleod (1965), seorang menteri keuangan Inggris dari partai Konserfatif menyampaikan satu situasi pertembuhan ekonomi yang menurun terus menerus sehingga mengakibatkan resesi dan memicu terjadinya konstraksi dan inflasi secara bersamaan akan menimbulkan stagnasi inflasi atau dalam makro ekonomi kita kenal sebagai stagflasi. 

Saat ini para pembuat kebijakan dan para ekonom harus belajar keras dan membuat terobosan untuk bagaimana mengelola stagflasi global ditengah krisi politik dunia pada masa pandemi covid-19. Perlu ada satu model ekonomi yang fokus pada penanganan krisis keuangan atas resesi Global tanpa pengambilalihan ekonomi dengan dipolitisasi. 

Politik ekonomi yang tepat memang sangat penting untuk mengatasi resesi global ini, namun bukan politisasi ekonomi. Politisasi ekonomi justru akan membuat permasalahan krisis keuangan ini samakin runyam. Intervensi politik dalam bentuk kebijakan apapun jangan sampai terkesan panik serta justru menghamburkan sumber daya finansial. Model ekonomi disaat transisi ini akan muncul model ekonomi survival.

Ekonomi Klasik dengan karakteristik akumulasi modal yang didukung sistem keuangan terpusat akan digeser oleh Model Sistem Ekonomi baru dengan sistem keuangan tidak terpusat dan lebih terbuka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun