Mohon tunggu...
tika
tika Mohon Tunggu... Full Time Blogger - A blue story

───── ❝ 𝓂𝑒𝓃𝓊𝓁𝒾𝓈 𝓊𝓃𝓉𝓊𝓀 𝓀𝑒𝒶𝒷𝒶𝒹𝒾𝒶𝓃 ❞ ───── 𝐀𝐧𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐦𝐲 𝐰𝐫𝐢𝐭𝐞 : ⚫ 𝗕𝗹𝗼𝗴 [𝗵𝘁𝘁𝗽𝘀://𝗮𝗯𝗹𝘂𝗲𝘀𝘁𝗼𝗿𝘆𝗶𝗱.𝘄𝗼𝗿𝗱𝗽𝗿𝗲𝘀𝘀.𝗰𝗼𝗺/] ⚫ 𝗪𝗮𝘁𝘁𝗽𝗮𝗱 [𝗵𝘁𝘁𝗽𝘀://𝘄𝘄𝘄.𝘄𝗮𝘁𝘁𝗽𝗮𝗱.𝗰𝗼𝗺/𝘂𝘀𝗲𝗿/𝗯𝗹𝘂𝗲𝗸𝘀𝗶𝗮]

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Dulu

17 Oktober 2019   11:02 Diperbarui: 18 September 2020   21:32 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : pinterest.com

Tetap melangkah meski sering kali menoleh dengan hal yang telah berlalu, kau sendiri yang harusnya membuat keputusan. Tidak juga salah namun tidak juga benar, ketika hal yang telah lalu di kaitkan dengan hal yang buruk. Semua tentang sikap bagaimana kita menyikapi semua rasa yang ada.

Entah itu karena seseorang yang berarti, entah itu tentang cerita kamu dan semesta. Apapun itu, jika kau dapat menyikapi hal itu secara baik-baik saja tanpa melebihkan rasa ataupun kata. Semua akan mengalir mengikuti jalur yang ada.

Yang pada dasarnya semua rasa yang awalnya berkembang menjadi satu kesatuan, ibarat molekul yang tersusun atas atom-atom. Begitu juga rasa yang di dasari rasa yakin dan kepercayaan akan satu hal lainnya lalu beranjak dengan hal lainnya. Semua ada kaitanya, antara ini dan itu. Baik masa yang sudah berlalu, dan hal yang kita jalani saat ini.

Meski yang dulu kita masih menggengam satu sama lainnya, menguatkan hal yang biru. Dan sekarang berjalan dengan masing-masing rasa yang sudah abu. Kau dengan mimpimu dan aku masih dengan seribu keraguan tiap langkah.

Pada dasarnya pilihan yang kita ambil, mempunyai peluang untuk masing-masing diri sendirinya. Entah beberapa persen itu membuat duka yang berlarut namun membuahkan hasil yang benar-benar manis di lain waktu.

Ketika percaya bakalan yakin untuk tidak mencampur adukkan rasa tentang masing-masing rasanya hambar, yang intinya seolah ada tekanan. Padahal semua itu wajar, dan semua juga mengalami tanpa di sadari. Pemberian Tuhan harus di syukuri.

Tentang kita yang dulu, menjadi kesatuan yang sempat. Saling tarik menarik antara masing-masing kutub. Menarik, pertama kali ada banyak kata yang perlu di ungkap. Namun kita masih belum cukup, untuk bertukar rasa satu sama lain. Masih banyak tentang semesta yang perlu kita ketahui, tapi mengapa semesta lebih dulu menghadirkan hal itu terlebih dulu?

kompasiana-end-5f64c4ce097f36791d4f0d42.png
kompasiana-end-5f64c4ce097f36791d4f0d42.png

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun