Mohon tunggu...
tika
tika Mohon Tunggu... Full Time Blogger - A blue story

───── ❝ 𝓂𝑒𝓃𝓊𝓁𝒾𝓈 𝓊𝓃𝓉𝓊𝓀 𝓀𝑒𝒶𝒷𝒶𝒹𝒾𝒶𝓃 ❞ ───── 𝐀𝐧𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐦𝐲 𝐰𝐫𝐢𝐭𝐞 : ⚫ 𝗕𝗹𝗼𝗴 [𝗵𝘁𝘁𝗽𝘀://𝗮𝗯𝗹𝘂𝗲𝘀𝘁𝗼𝗿𝘆𝗶𝗱.𝘄𝗼𝗿𝗱𝗽𝗿𝗲𝘀𝘀.𝗰𝗼𝗺/] ⚫ 𝗪𝗮𝘁𝘁𝗽𝗮𝗱 [𝗵𝘁𝘁𝗽𝘀://𝘄𝘄𝘄.𝘄𝗮𝘁𝘁𝗽𝗮𝗱.𝗰𝗼𝗺/𝘂𝘀𝗲𝗿/𝗯𝗹𝘂𝗲𝗸𝘀𝗶𝗮]

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Perihal Ia dan Seisinya

19 September 2019   12:13 Diperbarui: 18 September 2020   21:29 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : pinterest.com

Mungkin perihal kemarin ia datang menyapa hanya sekadar memastikan bahwa kau baik-baik saja. Ada dan tanpa ia, datang untuk memastikan bukan membawa kebenaran akan hubungan kita sudah sejauh mana. Akankah tetap disini atau kau kembali ikut menarikku kedalam seribu satu kisah yang sebelumnya sudah kurapal dalam mimpi.

Dan sampai sekarang belum ada jawaban yang benar-benar pasti untuk hadir dan ikut serta. Melihat keadaan ini semesta hanya diam dan menyimak mempersiapkan skenario berikutnya. Bisa dibilang jika rasa itu masih ada, tak bisa dipungkiri bahwasannya berniat untuk melepaskan malah justru jatuh lebih dalam lagi. Iya kurasa yang mereka katakan ada benar dan tidaknya.

Dari awal aku sudah mengira bahwasannya kisah ini akan tetap menjadi kisah yang tak berujung, iya karena semesta belum mau mengakhiri kisah dimana hal sederhana dan biasa membuat kita cenderung lebih dekat satu sama lain. Mengira akan lebih dekat dan akan jatuh pada rasa yang sama, ternyata kesalahan terbesarku. Terlalu berekspetasi terlalu tinggi, dan akhirnya sakit sendiri.

Tapi ada satu keyakinan dimana biru dan senja akan bersama. Entah apa yang membuat senja yakin tentang hal yang belum pasti tentang kebenarannya. Tidak yakin sepenuhnya namun setidaknya mampu mengatasi rindu yang telah mendarah daging. Iya setidaknya, meminimalisir keraguan yang ada. Memang manusia selalu dekat dengan kata ragu. Hal itu yang membuat semua dan seisinya enggan untuk melangkah lebih jauh.

Memikirkan untuk mengungkapkannya lebih dulu, namun setelah dipikir dua sampai tiga kali ternyata enggak semudah yang dikira. Semua butuh nyali, dan ga segampang itu. Dan pada akhirnya senja lebih memilih bungkam dari pada bercerita namun tak didengar. Yang ada hanya biru akan memberi jarak yang lebih jauh.

Mau tak mau menunggu semesta memberi jawaban yang pasti. Entah kapan? Yang pastinya tak ada yang tahu. Intinya jangan terlalu berharap lebih, tuhan membenci manusia yang terlalu berharap kepada selain tuhannya. Simpelnya kau jangan terlalu berharap tentang pasti atau tidaknya rasamu terbalaskan oleh dia atau tidak. Jika ia jangan lupa bersyukur namun jika tidak, perlahan mundur satu atau dua langkah dan silahkan pergi.

kompasiana-end-5f64c3b0097f360b286758e2.png
kompasiana-end-5f64c3b0097f360b286758e2.png

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun