Mohon tunggu...
tika
tika Mohon Tunggu... Full Time Blogger - A blue story

───── ❝ 𝓂𝑒𝓃𝓊𝓁𝒾𝓈 𝓊𝓃𝓉𝓊𝓀 𝓀𝑒𝒶𝒷𝒶𝒹𝒾𝒶𝓃 ❞ ───── 𝐀𝐧𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐦𝐲 𝐰𝐫𝐢𝐭𝐞 : ⚫ 𝗕𝗹𝗼𝗴 [𝗵𝘁𝘁𝗽𝘀://𝗮𝗯𝗹𝘂𝗲𝘀𝘁𝗼𝗿𝘆𝗶𝗱.𝘄𝗼𝗿𝗱𝗽𝗿𝗲𝘀𝘀.𝗰𝗼𝗺/] ⚫ 𝗪𝗮𝘁𝘁𝗽𝗮𝗱 [𝗵𝘁𝘁𝗽𝘀://𝘄𝘄𝘄.𝘄𝗮𝘁𝘁𝗽𝗮𝗱.𝗰𝗼𝗺/𝘂𝘀𝗲𝗿/𝗯𝗹𝘂𝗲𝗸𝘀𝗶𝗮]

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pergi Bukan Berarti Enggan Kembali?

10 September 2019   09:38 Diperbarui: 18 September 2020   21:17 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengabaikan pesan bukan berarti ia benar-benar acuh, melainkan ada alasan yang terjadi.

Kau enggan makan bukan berarti benar-benar tak lapar, melainkan ada alasan lain yang terjadi.

Dan semua yang ada di bumi semua terjadi karena alasan, entah alasan itu benar-benar diterima diluar nalar atau justru membuatmu bertanya-tanya. Mengapa harus saya? Lagi-lagi pertanyaan yang sama. Kau bilang kau handal dalam menunggu, entah menanti jawaban atas kepergiannya atau menunggu hal yang sebenarnya tak perlu kau tunggu. Entah alasan itu semacam mematahkan rasa untuk kau sakit pada awal penantian atau pada akhir yang sudah menjadi bubur.

Semua sama akan merasakan, mau sesakit rasa itu untuk benar-benar pergi kau harus mampu berpijak untuk tetap bertahan dan semesta memberi dua kemungkinan diantara satu pernyataan. Ia pergi bukan berarti hilang, antara pergi untuk bertemu lagi atau bahkan pergi untuk benar-benar meninggalkan luka. Meruntuki sebab salah satu hal yang terjadi kadang tak akan menyembuhkan luka, yang ada terkadang lupa memperbaiki diri.

Terlalu lengah akan segala hal, dan yang ada membuatmu benar-benar terpuruk. Tak semestinya semua yang pergi benar-benar hal yang buruk. Lagi-lagi semesta mengingatkan bahwasannya ada dua kemungkinan. Entah yang mana, yang akan datang menepi pada dirimu. Kita sebagai manusia hanya bisa menerima semua hal yang terjadi, kau bisa mengubahnya bukan dengan sihir seperti dalam cerita fiksi, namun dengan doa. Kau bisa menyampaikan dengan suka hati, apapun itu. Tuhan mendegar, apapun tentang semesta.

kompasiana-end-5f64c175d541df263c0ed382.png
kompasiana-end-5f64c175d541df263c0ed382.png

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun