Mohon tunggu...
tika
tika Mohon Tunggu... Full Time Blogger - A blue story

───── ❝ 𝓂𝑒𝓃𝓊𝓁𝒾𝓈 𝓊𝓃𝓉𝓊𝓀 𝓀𝑒𝒶𝒷𝒶𝒹𝒾𝒶𝓃 ❞ ───── 𝐀𝐧𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐦𝐲 𝐰𝐫𝐢𝐭𝐞 : ⚫ 𝗕𝗹𝗼𝗴 [𝗵𝘁𝘁𝗽𝘀://𝗮𝗯𝗹𝘂𝗲𝘀𝘁𝗼𝗿𝘆𝗶𝗱.𝘄𝗼𝗿𝗱𝗽𝗿𝗲𝘀𝘀.𝗰𝗼𝗺/] ⚫ 𝗪𝗮𝘁𝘁𝗽𝗮𝗱 [𝗵𝘁𝘁𝗽𝘀://𝘄𝘄𝘄.𝘄𝗮𝘁𝘁𝗽𝗮𝗱.𝗰𝗼𝗺/𝘂𝘀𝗲𝗿/𝗯𝗹𝘂𝗲𝗸𝘀𝗶𝗮]

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ini Aku

9 Juni 2019   17:24 Diperbarui: 13 September 2020   21:07 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : pinterest.com

Dengan segala kekurangan dan kelebihan maaf telah menaruh rasa yang terlalu dalam. Dirasa telah bersimpu pada tempat yang salah, tak seharusnya menyalahkan semesta justru aku berterima kasih tentang ribuan hal yang mampu kuterima meski berat hati dan mungkin ini teguran untuk semua hal mengenai kamu yang tak benar-benar di takdirkan untuk menjadi seseorang yang sejatinya bisa menuntun dalam suka maupun duka. Ini memang soal rasa dari waktu ke waktu, ketika jarak belum mengambil alih. Semuanya masih terlihat samar tak mengira perpisahan akan menjadi hal yang seburuk-buruknya. Afeksi yang dulunya membara sekarang hambar diterpa kenestapaan. Kini vibrasi rindu telah menelangsak jauh melanglang buana. Mungkin saat ini hidup bukan melulu hanya soal rasa, kau perlu untuk mengapai mimpi yang telah dirapal. Dan pada saatnya ia akan datang dengan sendirinya membawa ribuan cerita yang akan kau dengar setiap waktu. Meski bukan ia yang dulu pernah kau beri atma. Setidaknya ada yang benar-benar datang meski hanya memastikan, jangan terlalu cemas. Cemas dan risaulah jika kau jauh dengan Tuhanmu.

Dulu dan sampai sekarang seringkali senja tertikam oleh pahitnya rasa yang semakin menjalar setiap sekon, meminta pertolongan tapi yang ada semua sibuk dengan kesenangannya dan selanjutnya aku merasa benar-benar sendiri dalam keramaian menahan amarah yang tak tertahankan. Hanya butuh kawan yang benar-benar ada dalam genggaman bukan hanya sekadar ingin tahun tentang ribuan hal yang tak ingin kuberi tahu. Jika seperti itu, lebih baik sendiri berkalut dalam duka dari pada berkawan tapi sabak didalamnya. Jika mengenaimu mungkin semesta enggan menyatukan kita karena ada alasan dibalik semua itu. Ada amanah yang diembankan kepada setiap insan. Meski terkadang tiap malam menyisakan sedikit keraguan dimana pertemuan ini menjadi hal pertama  yang tersimpan pada lobus otak dalam memori yang dinamakan ingatan. Ada satu hal yang benar-benar ingin aku lakukan lebih lama lagi yakni mengenalmu lebih jauh, tak masalah meski berakhir redup setidaknya pernah berjuang dan pernah menaruh rasa dari pada menyesal sebab tak sempat menaruh rasa.

kompasiana-end-5f5e2511d541df271117a953.png
kompasiana-end-5f5e2511d541df271117a953.png

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun