Mohon tunggu...
tika habeahan
tika habeahan Mohon Tunggu... Be do the best
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

MENJADI BERKAT BAGI SESAMA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tor-tor Batak Toba

21 September 2021   21:16 Diperbarui: 21 September 2021   22:37 888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: travellinkinfo

Burung nuri burung dara

Terbang keangkasa setingi-tingginya

Mari kita sejukkan mata

Dengan pergi ke danau toba..

Halo-halo apa kabar kalian semua.. asyik banget rasanya kalau diajak berbincang tentang danau toba. Saya sendiri bangga menjadi orang batak toba. Bukan berarti karena orang batak toba otomatis danau toba menjadi milik orang batak toba. 

Akan tetapi kalau ditelusuri danau toba dan daerah sekitarnya menjadi sumber adat istiadat orang batak toba. 

Bicara tentang danau toba setiap orang pasti membayangkan Samosir island. Meskipun sebenarnya danau toba itu bukan hanya di samosir saja atau pangururan. Danau toba sudah menjadi bagian dari beberapa kabupaten yang ada di sumatera. 

Nah,teman-teman..kalau kita  berkunjung ke danau toba tepatnya di Samosir atau di Pangururan kita akan bertemu dengan beberapa ciri khas orang batak toba seperti ulos ( selendang), makanan khas batak toba seperti naniura,natinombur . Tak kalah penting juga kita akan menyaksikan tor-tor batak . Biasanya tor-tor batak akan ditarikan oleh si gale-gale ( Patung yang diukir dari kayu).

Bukan hanya tarian namun aneka jenis alat musik tradisional batak juga tersedia disana. Ornamen batak toba yang menghiasi tempat-tempat persinggahan juga menjadi salah satu daya tarik pengunjung kesana. 

Pesona alam danau toba rasanya membuat hati adem. Dan yang tidak kalah penting nih,sekarang ada wisata yang baru loh namanya SI BEA- BEA. Pemandangan disana sangat menarik. Tempat ini adalah salah satu wisata rohani. Disana terdapat dua Patung Yesus yang tingginya sekitar 10m. 

Nah,teman-teman,disini saya mau berbagi salah satu yang menjadi ciri khas orang batak toba atau pesona danau toba yakni TOR-TOR BATAK Toba . Tortor adalah salah satu unsur budaya yang cukup mencolok bagi masyarakat Batak Toba. Tari tortor mempunyai banyak jenis yang setiap jenisnya memiliki makna dan fungsinya masing-masing. 

Sebagai salah satu unsur budaya yang sangat menarik, masyarakat batak Toba selalu menjaga dan melestarikan tarian ini melalui banyak peristiwa seperti adat istiadat, teater, kompetisi, dan event-event lainnya. 

Tarian tortor ini diperkirakan sudah ada sejak zaman Batak Purba yang pada masa itu dijadikan sebagai tari persembahan bagi roh para leluhur. Nama dari tortor ini sendiri memiliki arti, "hentakan kaki". Yang di mana kaki menjadi gerakan utama dalam tari tortor ini dan kala itu sering ditampilkan di atas lantai papan rumah adat Batak sehingga memiliki getaran dan bunyi yang indah jika dilakukan secara serentak.

Songon hatani natua-natua (seperti yang dikatakan para pendahulu/penatua batak) tujuan dari tarian ini dulunya adalah untuk upacara kematian, panen, penyembuhan, pesta pernikahan, pesta panen, pesta kampung dan pesta muda-mudi. Oleh karena itu, ada beberapa tarian tortor yang harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan hanya boleh dilakukan oleh orang-orang tertentu saja karena memiliki sifat magis. Secara ilmiah, tari tortor memang belum mendapat perhatian, namun secara kultural secara khusus para masyarakat Batak Toba yang sangat mencintai tortor sangat menjaga tarian ini dengan baik.

Beberapa para pendahulu mencoba untuk memperkirakan bahwa tari tortor ada sejak abad ke-13 M dan sudah menjadi bagian dari kebudayaan Batak. Pada masa itu tarian ini hanyalah bagian dari kehidupan masyarakat Batak di kawasan Samosir, Toba, dan sebagian kawasan Humbang saja. 

Dalam pelaksanaannya, tarian tortor juga melibatkan beberapa patung batu yang diyakini telah dimasuki oleh roh-roh Oppung Mula Jadi Na Bolon (roh-roh nenek moyang) sehingga patung-patung tersebut ikut serta dalam menari. Sejalan dengan perkembanagn zaman, tari tortor pun mengalami perubahan di saat agama Kristen di kawasan Silindung sudah mulai tersebar. 

Saat itu, budaya tortor lebih dikenal sebagai bentuk kesenian nyanyian dan tari modern. Sementara di kawasan Pahae, tari tortor sudah dikenal sebagai tarian gembira yang diiringi lagu berpantun yang akrab dengan sebutan "tumba atau pahae do mula ni tumba". Sejak saat inilah tari tortor tidak lagi berkaitan dengan roh atau unsur-unsur gaib lainnya, akan tetapi sudah menjadi perangkat kebudayaan yang melekat dalam kehidupan masyarakat Batak Toba.

Secara garis besar, tari tortor dibagi ke dalam empat bagian yakni:

1.Tortor Mula-mula, adalah tari pembuka dari segala tari dalam suatu acara adat (perkawinan) yang merupakan bentuk segala sesuatu yang ada di dunia ini diawali dengan kebaikan. Demikian direlevansikan dalam kehidupan masyarakat Batak Toba bahwa hidup itu harus diawali dengan kebaikan.

2.Tortor Somba, adalah tari yang digunakan sebagai bentuk penghormatan atau penyembahan, yang dimulai kepada Tuhan dan Hula-hula (keluarga perempuan) dalam adat pernikahan dan kepada seluruh tamu yang hadir dalam acara itu.

3.Tortor Mangaliat, adalah tortor yang biasanya terdapat dalam acar pernikahan yakni gerakan mengelilingi antara hula-hula dan boru. Dalam tarian ini terdapat perbedaan gerakan antara hula-hula dan boru secara khusus dalam gerakan tangan dan kepala. Hula-hula menggunakan gerakan dengan tangan terbuka dan mengarah ke bawah yang menandakan pemberian berkat, oleh karena itu tangan akan diarahkan ke kepala atau ke pundak si boru. 

Sementara boru yang hendak menerima berkat tersebut menari dengan posisi kepala tertunduk dan tang terbuka atau juga terkatup. Pada kesempatan tortor ini, sangat baik bahkan menjadi suatu kewajiban untuk rombongan boru untuk menyelipkan beberapa lembar uang (semampunya) kepada pihak hula-hula sebagai bentuk ucapan syukur dan penghormatan.

4. Tortor Hasahatan/Sitio-tio, adalah bentuk tarian penutup dari seluruh acara. Gerakan tortor ini hanya dilaksanakan di tempat dengan iringan music yang singkat. Setelah hitungan bunyi seruling (sarune) 2 x 8 maka seluruh peserta tortor akan memegang ujung ulos dengan kedua tangannya dan serentak menyerukan "Horas" sebanyak 3x yang menandakan tortor sudah selesai.

Setelah melihat pengertian, sejarah, dan jenis-jenis tari tortor tersebut, kira-kira apa yang dapat dipahami oleh pembaca dan pesan apa yang ingin disampaikan oleh penulis?. 

Secara praktis, penulis mau mengekspresikan kembali salah satu kekayaan unsur budaya yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia secara khusus dalam masyarakat Batak Toba. 

Kekayaan-kekayaan tersebut hendaknya mendapat perhatian khusus dari kita masyarakat Indonesia terlebih para pemerintah dan masyrakat Batak Toba tentunya. Sangat baik jika di tengah perkembangan zaman, kita juga membawa kekayaan yang sudah diwariskan para nenek moyang kepada kita yang dari segi apapun itu memiliki nilai yang baik.

Seturut realitas yang terjadi, di kalangan masyarakat yang menghuni kawasan Danau Toba masih menjaga baik tari tortor ini dan itu dapat kita lihat dari bebagai event yang diselenggarakan para pemerintah dan para penatua adat, misalnya dalam rangka Pesta Danau Toba, Pesta Tugu dari berbagai macam Toga (Raja Sonang, Silalahi,dan masih banyak lagi).

Dalam pesta adat perkawinan Batak Toba juga masih terlihat dengan kental keindahan dari tortor tersebut. Hanya saja masa pandemic ini, banyak kegiatan adat yang harus ditiadakan atau pun dilakukan dengan cara yang lebih praktis demi kesehatan kesejahteraan bersama. 

Sekalipun demikian, kita tetap diajak untuk tetap menjaga dan melestarikan kekayaan-kekayaan yang kita miliki tersebut baik secara pribadi, kelompok maupun universal. Kiranya tulisan ini mambantu kita untuk mengetahui salah satu unsur kebudayaan yang kita miliki dan sangat lekat dengan kehidupan kita sehari-hari. 

Kiranya kita juga mampu menangkap nilai-nilai dan pesan-pesan yang termuat di dalamnya. Atas perhatian dan kerjasama yang baik secara khusus bagi seluruh masyarakat Batak Toba di mana pun berada penulis mengucapkan banyak terima kasih. Horas Horas Horas !!!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun