Mohon tunggu...
tika habeahan
tika habeahan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Be do the best
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

MENJADI BERKAT BAGI SESAMA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tor-tor Batak Toba

21 September 2021   21:16 Diperbarui: 21 September 2021   22:37 888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah,teman-teman,disini saya mau berbagi salah satu yang menjadi ciri khas orang batak toba atau pesona danau toba yakni TOR-TOR BATAK Toba . Tortor adalah salah satu unsur budaya yang cukup mencolok bagi masyarakat Batak Toba. Tari tortor mempunyai banyak jenis yang setiap jenisnya memiliki makna dan fungsinya masing-masing. 

Sebagai salah satu unsur budaya yang sangat menarik, masyarakat batak Toba selalu menjaga dan melestarikan tarian ini melalui banyak peristiwa seperti adat istiadat, teater, kompetisi, dan event-event lainnya. 

Tarian tortor ini diperkirakan sudah ada sejak zaman Batak Purba yang pada masa itu dijadikan sebagai tari persembahan bagi roh para leluhur. Nama dari tortor ini sendiri memiliki arti, "hentakan kaki". Yang di mana kaki menjadi gerakan utama dalam tari tortor ini dan kala itu sering ditampilkan di atas lantai papan rumah adat Batak sehingga memiliki getaran dan bunyi yang indah jika dilakukan secara serentak.

Songon hatani natua-natua (seperti yang dikatakan para pendahulu/penatua batak) tujuan dari tarian ini dulunya adalah untuk upacara kematian, panen, penyembuhan, pesta pernikahan, pesta panen, pesta kampung dan pesta muda-mudi. Oleh karena itu, ada beberapa tarian tortor yang harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan hanya boleh dilakukan oleh orang-orang tertentu saja karena memiliki sifat magis. Secara ilmiah, tari tortor memang belum mendapat perhatian, namun secara kultural secara khusus para masyarakat Batak Toba yang sangat mencintai tortor sangat menjaga tarian ini dengan baik.

Beberapa para pendahulu mencoba untuk memperkirakan bahwa tari tortor ada sejak abad ke-13 M dan sudah menjadi bagian dari kebudayaan Batak. Pada masa itu tarian ini hanyalah bagian dari kehidupan masyarakat Batak di kawasan Samosir, Toba, dan sebagian kawasan Humbang saja. 

Dalam pelaksanaannya, tarian tortor juga melibatkan beberapa patung batu yang diyakini telah dimasuki oleh roh-roh Oppung Mula Jadi Na Bolon (roh-roh nenek moyang) sehingga patung-patung tersebut ikut serta dalam menari. Sejalan dengan perkembanagn zaman, tari tortor pun mengalami perubahan di saat agama Kristen di kawasan Silindung sudah mulai tersebar. 

Saat itu, budaya tortor lebih dikenal sebagai bentuk kesenian nyanyian dan tari modern. Sementara di kawasan Pahae, tari tortor sudah dikenal sebagai tarian gembira yang diiringi lagu berpantun yang akrab dengan sebutan "tumba atau pahae do mula ni tumba". Sejak saat inilah tari tortor tidak lagi berkaitan dengan roh atau unsur-unsur gaib lainnya, akan tetapi sudah menjadi perangkat kebudayaan yang melekat dalam kehidupan masyarakat Batak Toba.

Secara garis besar, tari tortor dibagi ke dalam empat bagian yakni:

1.Tortor Mula-mula, adalah tari pembuka dari segala tari dalam suatu acara adat (perkawinan) yang merupakan bentuk segala sesuatu yang ada di dunia ini diawali dengan kebaikan. Demikian direlevansikan dalam kehidupan masyarakat Batak Toba bahwa hidup itu harus diawali dengan kebaikan.

2.Tortor Somba, adalah tari yang digunakan sebagai bentuk penghormatan atau penyembahan, yang dimulai kepada Tuhan dan Hula-hula (keluarga perempuan) dalam adat pernikahan dan kepada seluruh tamu yang hadir dalam acara itu.

3.Tortor Mangaliat, adalah tortor yang biasanya terdapat dalam acar pernikahan yakni gerakan mengelilingi antara hula-hula dan boru. Dalam tarian ini terdapat perbedaan gerakan antara hula-hula dan boru secara khusus dalam gerakan tangan dan kepala. Hula-hula menggunakan gerakan dengan tangan terbuka dan mengarah ke bawah yang menandakan pemberian berkat, oleh karena itu tangan akan diarahkan ke kepala atau ke pundak si boru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun