Mohon tunggu...
TIKA ROSTIKA
TIKA ROSTIKA Mohon Tunggu... Akuntan - I Run, I Fly

Kopi selalu kutegak dengan cepat, tp tengtangMu kuhirup pelan-pelan dengan sahdu

Selanjutnya

Tutup

Diary

Sengatan Lebah di Hari Setengah Abadku

28 Maret 2022   14:58 Diperbarui: 28 Maret 2022   15:22 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah sholat subuh, seperti biasa, saya nyomot  sebutir kurma Ajwa dan mempersiapkan dripper untuk menyeduh kopi. Sudah menjadi kebiasaan setiap pagi sebelum latihan lari, saya sarapan sebutir kurma dan menyeruput sampai tandas kopi hitam tanpa gula.

Jadwal latihan hari itu adalah tempo run 2,5 kilometer X 2. Beruntung sekali rumah saya hanya berjarak 2 kilometer saja dari area yang kondusif untuk latihan lari. Trek aspal mulus yang melingkar dan udara nyaman, sungguh andalan, Kiara Artha Park!

2,5 kilometer pertama selesai sesuai target. Setelah mengatur nafas dan jogging 100 meter, saya  bersiap untuk masuk  tempo run 2,5 kilometer kedua. Tiba-tiba suara panggilan masuk dihandphone, menyela "Sang Pepimpi"  Gigi yang sedari tadi menemani  berlari. Saya lirik Garmin ditangan kiri, baru 1,9 kilometer,  saya putuskan tetap berlari. Tapi, aah.. panggilan masuk terus berbunyi, menggangu konsentrasi berlari, tak bisa saya abaikan! Akhirnya saya pijit tombol penerima panggilan masuk di bluetooh openear-ku sambil menurunkan kecepatan lari.  

"Hallo .....!" terengah dan sedikit emosi kubuka percakapan.

"Pagi kak, saya ojol... ... bla...bla...." Suara mamang ojol konfirmasi  sudah sampai di titik sesuai applikasi.

"Ok, pak terima kasih yah" Saya menutup percakapan sambil berpikir kiriman dari siapa yah?

Ketika akan bersiap kembali kecepatan seharusnya, panggilan masuk menyela lagi. Saya terima dengan percakapan standard seperti  dengan ojol tadi. Tapi kali ini terasa emosi lebih memuncak, karena saya merasa terganggu!

Bagaimana tidak terganggu dan emosi, saat itu saya sedang berlari dengan menggunakan hampir seluruh kapasitas aerobic yang dimiliki, lalu panggilan masuk menyela lebih dari satu kali. Auto fokus, kecepatan dan Heart Rate saya jadi ambyar, terpecah. Harus menjawab telephone dengan suara terengah-engah, karena saat itu oksigen dalam tubuh saya sedang minim akibat peningkatan aktivitas tubuh karena tempo run ini. Emosi jiwa, sungguh emosi jiwa!!

Jadi, walaupun sebenarnya isi percakapan dengan mamang ojol itu standard saja, tapi saya merasakan gundukan rasa di hati yang mendorong saya menjawab telephone dengan suara keras dan mengumpat dalam hati! Ah kacau, sialan!! Pagi-pagi sudah bikin emosi!!!

Mood untuk melanjutkan latihan nyaris terjun bebas. Dan sebetulnya sudah tidak maksimal juga untuk dilanjutkan, karena tempo run kedua sudah ter-pause di 1,9 kilometer tadi. Tapi kupikir tanggung, biar saya lanjutkan saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun