Mohon tunggu...
Ceciwi
Ceciwi Mohon Tunggu... Administrasi - Joyfull

MAHASISWA

Selanjutnya

Tutup

Nature

Model Indonesia Emas, Regenerasi Petani Muda Berintelektual

8 Mei 2019   01:12 Diperbarui: 8 Mei 2019   08:35 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lahan Tani Universitas Andalas yang bertanah Ultisol.

Dengan cepat saya mengkoneksi jika semua orang menyukai hal yang seperti ini,  mungkin kita akan menjadi salah satu negara dengan petani yang bertelektual tinggi.  Petani yang bukan hanya membajak terapi dapat mengatur serta terjun langsung dalam permalasahan pertanian dan mampu menyelesaikan tantangan pertanian di era yang baru ini. Jarang kita temukan seorang yang bercita-cita sebagai petani.

Mungkin pikirannya hanya dititik evaluasi 'Jika bertani saja maka tidak akan makan.' Alhasil permikiran banyak orang berasumsi jika menjadi petani akan menimba kemiskinan.  Padahal tidak benar,  jika menginginkan sesuatu yang lantang dipersuarakan untuk kelangsungan pertanian maju di Indonesia maka yang kita perlukan adalah sebuah strategi kualitas produk dan perhitungan jumlah pemasokan agar ekspor maupun impor tidak berlebihan dan tidak kekurangan yang berarti kekuatan dari seorang petani sangat diperlukan.  Penumbuhan gaya seperti ini mampu membawa Pertanian Indonesia maju sampai pada pasar Internasional.

Kita membutuhkan bukan hanya sekedar petani kecil yang bekerja jika ada waktu atau jika ada perlu,  tetapi sebuah regenerasi petani muda berintelektual tinggi dalam penangkalan permasalahan pertanian saat ini.

Salah satu pengentasan permasalahan yang dikatakan (Glover 1990 :9 ) Pasar internasional yang lebih menjanjikan harga lebih baik daripada pasar lokal untuk membangun saluran khusus agar petani bebas kecil dapat mengakses pemasaran.

Jadi, petani bebas kecil ini  memang sangat menguntungkan dan bijak dalam permasalahan pengelolahan pertanian, baik dalam penggunaan bibit bahkan cara berpikir dalam menanggulangi masalah pertanian. Harapannya petani di Indonesia harus mempunyai pemahaman dalam mengelolah masalah pertanian dan menimbang masalah baru dalam pembelian beras secara impor yang mungkin akan mengikis para petani umum karena mungkin banyak dari kita yang hidup di kota terlalu malas untuk sekedar menanam kubis kentang atau sayur-sayuran.

Untuk itu kita harus mempunyai pola pikir sebagai petani bebas kecil dalam memenuhi perbekalan masakan untuk hari ini tanpa membeli ke pasar yang biasanya dapat kita tanam sendiri. Dengan cara pemikiran seperti ini,  akan membantu membangkitkan kemauan seseorang untuk menjadi regenerasi petani yang dapat membawa dan menggendong Indonesia maju pada kancah pasar Internasional. Saya sebagai mahasiswa merasa kagjm akan keberhasilan kementerian pertanian yang mampu memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Mari wujudkan model Indonesia Emas melalui petani muda yang mampu mendongkrak pertanian secara luas dalam adaptasi bukan hanya sekedar ladang,  tanah tetapi dapat menembus permasaran 'laku' di Pasar Internasional dengan mengetahui syarat ekspor-impor yang berlaku.

Jangan malu menjadi petani muda yang berkualitas dengan pencapaian membawa pertanian Indonesia maju.  Indonesia perlu dibimbing dari kita.  Cara kita berpikir dan bagaimana mengemban suatu tujuan yang diamanatkan sebelum kita membuat outline perencanaan. Hal ini akan membuat daya beli petani menguat dengan NTUP dan NTP yang naik dengan hasil kerja keras kementrian pertanian untuk mewujudkan pertanian Indonesia Maju.

Kita mengetahui adanya Bonus demografi yang ditetapkan ditahun 2045 sebagai hadiah ulang tahun ke-1 abad Indonesia merdeka.  Dengan hal ini,  akan terbukanya lapangan pekerjaan bezar-besRan dan dapat kita gunakan sebagai perwujudan regenerasi tani muda.

Maka hal ini dapat mendorong kita menyempurnakan bonus demografi serta mendatangkan bonus demografi kali kedua untuk rakyat Indonesia dan saat itulah,  masyarakat Indonesia dihimbau untuk berperan aktif dalam pembangunan pertanian yang maju dalam pengolahan Sumber Daya Manusia (SDM)  yang memang harus berasal dari Indonesia untuk itu Indonesia dapat mengurangi jumlah tenaga asing di Indonesia.

Salah satu cara kita dapat membangun Pertanian yang kuat adalah dengan belajar pada negara yang sudah mendahului keberhasilannya dibidang pertaniannya serta ikut berperan mengambil posisi dalam pasar Internasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun