Metode dan strategi yang efektif untuk memanfaatkan inovasi dan kreativitas, serta menghasilkan nilai tambahan disebut sebagai good practices dalam ekonomi kreatif. Praktik seperti ini mencakup pengembangan produk, pemasaran, dan kerja sama yang berkelanjutan. Semua ini berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dengan menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan, dan meningkatkan daya saing. Good practices dalam ekonomi kreatif memiliki dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, yaitu sektor ekonomi kreatif, seperti sektor pariwisata, seni, dan desain yang dapat menciptakan lapangan kerja baru.
Salah satu contoh good practices dalam ekonomi kreatif, yaitu Candi Borobudur. Candi Borobudur adalah salah satu destinasi wisata religi yang terbesar di Indonesia. Candi ini adalah salah satu peninggalan bersejarah yang paling penting di Indonesia dan merupakan salah satu candi Buddha terbesar di dunia. Candi Borobudur terkenal karena arsitektur dan ukiran batu yang indah, serta sebagai tempat ibadah dan ziarah agama Buddha. Candi ini memiliki bentuk piramida yang besar dengan tiga tingkat utama yang dihiasi dengan relief-relief yang menggambarkan ajaran Buddha dan kisah-kisahnya. Di puncak candi terdapat stupa besar yang menggambarkan Nirwana. Selain itu, terdapat relief Borobudur yang tidak hanya merupakan karya seni yang dibuat oleh para pemahat. Hal tersebut juga merupakan potret kehidupan orang Jawa di masa lalu. Satu potret kehidupan yang terpahat dalam relief ini adalah budaya pertunjukan tari. Tarian dilakukan oleh seorang gadis dalam tarian perang, hingga informasi tentang jenis pertunjukan tari yang dipahat relief yang ada di Borobudur.
Candi Borobudur bukan hanya sekadar monumen megah yang memancarkan kejayaan masa lalu, tetapi juga merupakan potensi ekonomi masa kini dan masa depan. Candi Borobudur terletak di Magelang, Jawa Tengah yang telah diakui sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO dan menjadi magnet wisatawan domestik maupun mancanegara. Setiap tahun, ribuan wisatawan domestik maupun mancanegara berbondong-bondong datang kesana untuk melihat bangunan candi yang megah atau mengikuti ibadah.
Di balik pesonanya sebagai destinasi wisata religi, Candi Borobudur tersimpan pula kekayaan potensi ekonomi kreatif yang dapat mendongkrak perekonomian lokal dan nasional. Di Indonesia, sektor pariwisata telah diakui sebagai salah satu komponen penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
Kerajinan Tangan dan Seni Tradisional
Masyarakat yang tinggal di sekitar Candi Borobudur memiliki kerajinan tangan yang kaya akan nilai budaya. Beberapa jenis kerajinan tangan yang cocok untuk dikembangkan, antara lain:
1. Â Anyaman bambu: Masyarakat lokal sekitar Candi Borobudur memiliki keterampilan dalam mengenyam bambu berbagai produk, seperti keranjang, tikar, dan perabot rumah tangga lainnya, serta mereka juga bisa mencoba membuat anyaman sederhana sebagai kenang-kenangan.
2. Â Belajar Membatik: pengunjung bisa mengikuti workshop membatik, mempelajari teknik dasar hingga lanjutan, dan mencoba membuat batik sendiri. Ini adalah cara yang menyenangkan untuk memahami seni batik yang merupakan warisan budaya Indonesia.
3. Â Pernak-pernik khas Candi Borobudur, seperti gantungan kunci dan gelang.
Pengembangan kerajinan tangan ini tidak hanya menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat lokal, tetapi juga melestarikan budaya sekitar Candi Borobudur. Para wisatawan dapat membeli souvenir langsung dari para perajin, sehingga tidak hanya mendapatkan produk yang unik, tetapi juga turut serta dalam mendukung perekonomian lokal. Karya-karya ini bisa dibeli dan dijadikan oleh-oleh yang unik dan menarik dibandingkan wisata di tempat lain.
Salah satu bagian menarik di Candi Borobudur, yaitu terdapat kampung seni Borobudur, di mana area museum yang menyimpan berbagai koleksi seni, mulai dari lukisan, patung, hingga benda-benda bersejarah yang berkaitan dengan budaya Jawa. Museum ini tidak hanya menjadi tempat untuk melihat karya seni, tetapi juga memiliki nilai edukatif yang tinggi, di mana pengunjung bisa mempelajari sejarah serta filosofi di balik setiap karya yang dipamerkan.
Kuliner Lokal
Kuliner adalah bagian integral dari pengalaman wisata. Makanan yang disajikan dari masyarakat di desa-desa sekitar Candi Borobudur, salah satunya di Desa Candirejo menggunakan bahan-bahan lokal yang segar dan diolah secara tradisional, menghasilkan cita rasa yang autentik dan lezat. Beberapa makanan khas yang bisa dicoba antara lain jadah tempe, getuk, dan nasi liwet, serta berbagai varian makanan berbahan dasar ketela, memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai daya tarik wisata. Selain itu, wisatawan juga dapat belajar memasak makanan tradisional ini bersama masyarakat setempat, sehingga menambah pengalaman wisata yang lebih mendalam.
Seni Pertunjukan dan Festival Budaya
Masyarakat sekitar Candi Borobudur yang beragama Buddha memiliki potensi besar dalam bidang seni pertunjukan, antara lain:
1. Upacara Nyadran: tradisi masyarakat Jawa yang dilakukan di bulan Sya'ban atau Ruwah untuk mengucapkan rasa syukur yang dilakukan secara kolektif dengan mengunjungi makam atau kuburan leluhur yang ada di suatu kelurahan atau desa. Upacara ini biasanya diiringi dengan pertunjukan kesenian tradisional seperti gamelan dan tarian-tarian Jawa.
2. Tradisi Ruwat-Rawat: prosesi spiritual yang baik untuk dijaga dan diteruskan karena pada prinsipnya melestarikan warisan budaya itu adalah bagaimana kita menjaga keberlangsungan konsep budaya kita dari waktu ke waktu. Selain itu, ruwat-rawat merupakan kegiatan dan upaya untuk menjaga dan merawat Candi Borobudur beserta masyarakat dan ekologinya agar tetap harmoni dan tidak terpadat relasi yang eksploitatif yang bertujuan untuk membersihkan Candi Borobudur dari tindakan para wisatawan yang dianggap mengotori kesucian tempat suci bagi umat Budha itu. Ritual Ruwat Rawat Candi Borobudur ini juga ditandai dengan ditutupnya akses masuk Candi Borobudur selama satu hari penuh sebagai bagian dari fase berisitrahat sejenak dari hiruk pikuk wisatawan yang datang.
Selain itu, festival budaya tahunan yang menampilkan berbagai aspek budaya, seperti Borobudur Marathon (kategori perlombaan untuk para atlet lari di antaranya, Elite Race dan Young Talent. Elite Race ditujukan untuk atlet dewasa dengan jarak tempuh lebih dari 40 ribu km. Khusus kategori Young Talent, pesertanya merupakan atlet lari usia 15-18 tahun yang saling berlomba di lintasan berjarak 10 km. Sementara itu, masyarakat bisa mendaftar kategori Friendship Run, berjarak tempuh 5 km, dan Tilik Candi yang jarak tempuhnya setengah marathon) dan Borobudur Night Carnival (acara seni tahunan yang kental nilai seni dan budaya dengan warna-warni kostum, alunan musik yang merdu, serta ragam tarian dijamin membuat penonton berdecak kagum) juga berpotensi menjadi daya tarik wisata itu sendiri.
Ekowisata
Suasana di wisata Candi Borobudur dan sekitarnya dapat menawarkan potensi untuk pengembangan ekowisata, antara lain:
1. Wisata Edukasi: masyarakat sekitar Candi Borobudur memperkenalkan kepada wisatawan pada pembuatan kerajinan tradisional dan dapat belajar secara langsung, seperti membuat anyaman, kerajinan bambu, dan kerajinan gerabah yang terbuat dari tanah liat.
2. Bukit Dagi: masih berada di kompleks Candi Borobudur. Untuk mengunjunginya, cukup masuk ke kompleks Candi Borobudur dan melalui beberapa anak tangga. Di bukit ini, wisatawan akan menemukan beberapa pondok yang bisa digunakan sebagai tempat menginap. Udaranya yang sejuk membuat bukit ini cocok untuk tempat bersantai.
Desain dan Media Digital
Potensi ekonomi kreatif juga dapat dikembangkan melalui sektor desain dan media digital, seperti merchandise dengan desain khas Candi Borobudur, fotografi, dan film pendek bisa memiliki peran besar dalam membangun citra Borobudur.
Pemanfaatan teknologi, seperti Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) yang memungkinkan wisatawan mengunjungi Candi Borobudur secara virtual atau melihat rekonstruksi 3D Borobudur masa lalu saat berkeliling candi bisa menjadi daya tarik modern. Selain itu, adanya era digital dengan narasi yang kuat mengenai kearifan lokal dan kreativitas masyarakat dapat memperkuat branding Borobudur sebagai destinasi ekonomi kreatif di dunia. Penguatan ekosistem kreatif digital ini juga membuka lapangan kerja baru di bidang desain, content creator, influencer marketing, hingga pengembangan aplikasi pariwisata.
Implikasinya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Ekonomi kreatif memiliki peran yang strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan Candi Borobudur. Dengan adanya diversifikasi ekonomi lokal, di mana hal tersebut mampu mengurangi ketergantungan masyarakat sekitar Candi Borobudur terhadap jasa pariwisata konvensional, seperti jasa penyewaan penginapan atau homestay. Diversifikasi ekonomi ini memperkuat ketahanan ekonomi daerah terhadap guncangan eksternal, seperti pandemi atau krisis ekonomi global yang menyebabkan penurunan jumlah wisatawan yang datang kesana. Pengembangan ekonomi kreatif ini dapat meningkatkan pendapatan masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja di sektor-sektor kerajinan tangan dan lainnya bagi kalangan muda ataupun orang tua. Selain itu, produk-produk yang dibuat dari hasil masyarakat sekitar Candi Borobudur dapat dijual diluar kawasan Candi Borobudur, sehingga memiliki jangkauan yang lebih luas dan wisatawan tidak hanya dapat membelinya di dalam kawasan Candi Borobudur saja, tetapi bisa membeli diluarnya.
Pengembangan ekonomi kreatif juga dapat membuka lapangan kerja baru bagi kalangan muda maupun orang tua. Misalnya, di subsektor kerajinan tangan membutuhkan pengrajin yang handal dan juga terampil dalam membatik. Di subsektor kuliner atau penginapan membutuhkan koki, pelayan atau resepsionis untuk membantu wisatawan. Di wisata alam membutuhkan tour guide yang memandu wisatawan berkeliling Candi Borobudur dan menjelaskan sejarah, arsitektur, serta relief-relief yang ada. Kemudian, di area Candi Borobudur membuka lapangan kerja untuk bekerja di kantor pusat, seperti dibidang operasional, pemasaran, atau keuangan. Selain itu, adapun kesempatan kerja sebagai fotografer, videografer wisata atau pengelola pertunjukan budaya di sekitar Candi Borobudur, sehingga dapat menurunkan angka pengangguran pada masyarakat di kawasan tersebut. Ekonomi kreatif juga memperkuat pelestarian seni, budaya, dan tradisi, serta meningkatkan partisipasi masyarakat sekitar dalam pembangunan di Candi Borobudur.
Ekonomi kreatif berpotensi meningkatkan investasi di bidang pariwisata dan teknologi, mempercepat transformasi ekonomi daerah dari berbasis sumber daya alam menjadi berbasis inovasi dan kreativitas. Investasi tersebut bisa berupa pembangunan pusat kuliner, kerajinan, museum yang berisi patung, lukisan, serta penguatan digital dengan jaringan internet dan aplikasi yang memadai untuk digunakan, sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi wisatawan yang mengunjungi Candi Borobudur. Candi Borobudur juga menjaga keberlanjutan lingkungan dengan upaya yang dilakukan, yaitu mengedukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat sekitar tentang pentingnya melestarikan Candi Borobudur. Hal tersebut dilakukan agar masyarakat dapat lebih memahami dan merawat bangunan Candi Borobudur dengan baik. Selain itu, diperlukan pengawasan dan pengaturan untuk menghindari kerusakan bangunan akibat wisatawan, serta membatasi jumlah wisatawan yang mengunjungi Candi Borobudur.
Pemerintah Kabupaten Magelang memberikan dukungan infrastruktur yang direncanakan secara terpadu mulai dari konektivitas, penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan sampah, sanitasi, hingga perbaikan hunian penduduk, melalui sebuah rencana induk pengembangan infrastruktur yang mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi. Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, mengatakan ada dua hal untuk mendukung kawasan sekitar Candi Borobudur. Pertama, akses jalan tol maupun non tol, sehingga akan mempermudah wisatawan menuju kawasan pariwisata Borobudur. Kedua, Kementerian PUPR telah memberikan bantuan dengan membangun sebanyak 785 pondok wisata (homestay). Bantuan diberikan dengan meningkatkan kualitas rumah masyarakat di sepanjang koridor tempat pariwisata sekaligus mendorong pengembangan usaha. Pemerintah juga membantu dalam pengembangan destinasi wisata yang mengutamakan pelestarian budaya dan lingkungan, seperti tradisi, seni pertunjukan, dan festival budaya yang menjadi daya tarik wisatawan, serta mendorong ekonomi kreatif masyarakat sekitar kawasan tersebut.
Kesimpulan
Kawasan Candi Borobudur tidak hanya dikenal sejarahnya saja, tetapi juga memiliki potensi besar terhadap ekonomi kreatif di kawasan sekitarnya. Dengan mengembangkan sektor ekonomi kreatif yang meliputi kerajinan tangan, kuliner, seni pertunjukan, ekowisata, dan media digital, kawasan ini dapat menjadi pusat ekonomi kreatif yang berbasis budaya dan berkelanjutan, serta dapat menjangkau wisatawan global.
Dengan upaya yang tepat, untuk memastikan keterlibatan aktif masyarakat lokal dalam seluruh rantai nilai ekonomi kreatif, mulai dari proses pembuatan hingga produk dijual. Pemerintah, swasta, akademisi, dan komunitas kreatif perlu menciptakan ekosistem yang mendukung tumbuhnya kreativitas dan inovasi di kawasan ini. Pengembangan ekonomi di kawasan Candi Borobudur tidak hanya meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat sekitar saja, tetapi juga meningkatkan pelestarian budaya yang menjadi daya tarik wisata ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI