Mohon tunggu...
Tiara Dewi
Tiara Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Be your self

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membangun Budaya Menegur

21 Januari 2023   06:00 Diperbarui: 21 Januari 2023   06:19 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menegur seseorang identik dengan kesalahan dan kesalahannya. Salah nama tentu saja merupakan hal yang wajar dan wajar bagi setiap orang. Namun, kita harus menegurnya dengan sopan dan pribadi. Teguran yang kita lakukan tidak perlu orang lain tahu.

Sudah tentu kewajiban manusiawi kita untuk menjaga perasaan orang lain. Kita tentu tidak ingin hal yang sama terjadi jika kita berada di posisi yang sama. Atau bisa juga sesuatu yang menurut kita salah, belum tentu salah. Bisa jadi kita sebagai manusia merencanakannya, bukankah begitu?

Jadi, tujuannya adalah menyikapi satu hal, keduanya bersifat pribadi. Selain menjaga perasaan dan hati orang lain, kita juga bisa menjaga diri sendiri. Mungkin kita yang kurang mengerti. Jika ini terjadi, itu akan menjadi kesalahan kita.

Mereka mengatakan sahabat adalah orang yang memarahi kita ketika kita melakukan kesalahan. Namun, Anda mungkin menyadari betapa sulitnya melakukannya. Sering terjadi ketika kita menegur teman kita, persahabatan menjadi rusak.

Faktanya, salah satu alasan banyak hal buruk terus terjadi di masyarakat kita secara umum adalah karena tidak ada orang yang memperingatkan orang lain ketika mereka melakukan kesalahan. Ketika orang melanggar peraturan lalu lintas, tidak ada yang disalahkan. Jika seseorang membunuh seseorang, kami tidak akan menegurnya. Kalau ada yang korup, kita tidak berani menegur, apalagi korup bersama.

- Berani

Di era sekarang ini, keberanian masih dibutuhkan. Bukan keberanian untuk melawan orang lain di jalan, tapi keberanian untuk menegur Anda saat terjadi kesalahan. Kita perlu memiliki keberanian untuk berbicara ketika sesuatu terjadi di depan mata kita, besar atau kecil.

- Kehendak Baik

Immanuel Kant, salah satu filsuf terbesar di Jerman, pernah berkata bahwa kebaikan yang paling murni dan paling mulia di dunia adalah niat baik itu sendiri. Ini adalah dasar dari semua perbuatan baik yang kita lakukan. Kita harus benar-benar percaya bahwa kehendak kita baik sebelum kita dapat menghukum seseorang yang telah berbuat salah.

Meskipun niat baik dan keberanian ada, kita tetap perlu memperhatikan "cara" teguran. Tentu kita harus menegur dengan cara yang sopan. Kita harus menggunakan bahasa yang fasih, sopan tapi tegas, jelas. Kita juga tidak boleh menegur orang lain di depan umum, karena akan melukai harga dirinya.

Ketika saya menegur seseorang, bahasa saya langsung menjadi formal. Kosakata saya juga diformalkan dan tidak lagi akrab. Niat saya adalah menjaga agar tuduhan saya tetap sopan dan ramah, tetapi juga jelas dan tegas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun