Mohon tunggu...
JPIC Kapusin Medan
JPIC Kapusin Medan Mohon Tunggu... Lainnya - Capuchin Brother

Fransiskan Kapusin

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru Menjadi Suluh di Dalam Pendidikan

25 November 2021   15:41 Diperbarui: 25 November 2021   16:06 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai seorang pengajar, guru memberikan tuntunan kepada para murid agar memiliki pengetahuan atas ilmu-ilmu formal. Bagaimana pun, murid mesti memiliki kapasitas memadai atas satu, dua, tiga atau lebih studi formal. Karena, hal ini sangat penting mengingat berbagai peluang yang bisa dimanfaatkan lewat pelajaran untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan dalam hidup di masa mendatang.

Sementara itu, sebagai seorang pelatih, guru membantu para murid agar terbiasa dengan pendidikan dan pengajaran yang diberikan. Pelatihan dilakukan demi membantu para murid mengembangkan potensi dalam dirinya menjadi satu keutamaan dan hard skill.

Agar proses di atas dapat berlangsung dengan mantap, guru semestinya memiliki kiat-kiat yang sungguh dibutuhkan oleh murid di tengah perkembangan dirinya dan zaman. Cara ini akan membantu guru sampai pada pendidikan yang mutakhir dan up to date.

Pendidikan komprehensif

Kedua, guru harus menjadikan pendidikan yang komprehensif sebagai basis dalam pelayanan luhurnya mendidik banyak orang. Pendidikan yang komprehensif itu meliputi pendidikan karakter, intelektual, dan tubuh.

Menurut Ki Hadjar Dewantara (1889-1959), bapak pendidikan bangsa Indonesia, pendidikan merupakan upaya untuk memajukan pertumbuhan budi pekerti (kekuatan batin dan karakter), pikiran (intelektual), dan tubuh peserta didik. Hal ini sudah dipraktikkan oleh Ki Hadjar dalam Perguruan Taman Siswa yang didirikannya  pada 3 Juli 1922 di Yogyakarta.

Bagi Ki Hadjar, figur guru adalah dasar dan model pendidikan. Maksudnya, guru mesti tampil sebagai teladan yang menunjukkan pribadi ideal yang berkarakter positif. 

Untuk itu, guru tidak hanya bertindak sebagai pemasok ilmu pengetahuan dan keterampilan sebanyak-banyaknya kepada murid. Namun, guru harus pertama sekali menunjukkan apa yang diajarkannya lewat hidup sehari-hari (the living model). Disinilah penanaman (implantatio) nilai karakter menjadi semakin unggul dan koheren.

Pendidikan karakter harus menjadi yang utama dalam pendidikan, pengajaran, dan pelatihan murid. Jangan sampai, para murid memiliki keunggulan akademis, namun miskin secara karakter (akhlak), tumpul akan hati nurani, dan tidak memiliki kepekaan terhadap masyarakat atau lingkungan sekitar. 

Poin selanjutnya adalah pendidikan intelektual yang berkaitan dengan bidang akademik murid. Guru bertanggung jawab dalam menuntun para murid sampai pada kreativitas dan kecerdasan dalam mengoptimalkan daya nalar atau analisisnya.

Hal ini tentu dilakukan lewat pengajaran ilmu pengetahuan di sekolah atau tempat lain yang mendukung. Mata pelajaran dan kurikulumnya seharusnya dikemas secara menarik agar intelektualitas murid menjadi makin tajam dan kritis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun