Mohon tunggu...
JPIC Kapusin Medan
JPIC Kapusin Medan Mohon Tunggu... Lainnya - Capuchin Brother

Fransiskan Kapusin

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Dahsyatnya Ungkapan "I Love You"

8 Februari 2021   22:28 Diperbarui: 8 Februari 2021   22:38 22023
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diambil dari pexels.com

Labelling Theory

Selain sebagai komunikasi, bahasa juga dipakai oleh manusia untuk memberikan label kepada sesuatu atau orang lain. Dalam antropologi, ini disebut sebagai labelling theory. Jadi, tidak hanya di Kompasiana ada label (pilihan, featured, atau artikel utama).

Sadar tak sadar, setiap saat ada saja label yang diciptakan pikiran terhadap orang tertentu. Misalnya, kepada orang yang disayangi dan dicintai: dear, honey, my love, pahlawanku, pujaan hatiku, segala-galanyaku, dan masih banyak lagi. Silakan diutarakan di hati masing-masing. Kepada benda-benda atau hewan peliharaan, atau tanaman kesukaan, label juga diberikan. Ada perasaan bahwa benda, hewan, atau tanaman kesukaan itu bisa mengerti sapaan yang kita utarakan untuknya. Maka, mereka perlu dijaga, dirawat, dan disapa dengan kata-kata yang konstruktif.

Label juga diberikan kepada orang yang tidak disenangi: saingan, budak, si jahat, kejam, diktator, 'killer', si omdo (omong doang), dan sebagainya. Label ini bisa juga disematkan kepada benda, hewan, atau tanaman yang kurang dan tidak disukai. Ada ketidaknyamanan hati dan ketidakberterimaan perasaan terhadap orang, benda, hewan, atau tanaman tersebut, maka dicap seperti itu.

Masih sejalan dengan uraian di atas subjudul ini, bahwa keadaan ini terjadi di dalam kehidupan manusia. Ada labelling terhadap seseorang atau sesuatu yang diungkapkan secara destruktif. Ada pula labelling terhadap seseorang atau sesuatu yang disampaikan dengan bahasa yang konstruktif. Tapi, sebagai makhluk yang ingin membina diri ke arah yang lebih baik dan manusiawi, kita lebih pilih bahasa dan labelling yang positif, sopan, santun, dan konstruktif. Karena apa? Karena, sungguh ini adalah tanda martabat pribadi yang daya refleksi dan kritisisasinya mantap dan baik. Selain itu, bahasa dan labelling yang konstruktif memiliki roh dan kedahsyatan yang tak terduga-duga.

Kedahsyatan Ungkapan "I Love You!" Secara Universal

Dr. Emoto sudah pilih dan terapkan satu ungkapan yang dahsyat, yakni I love you. Mungkin, kita agak tergelitik. "Masa ke air dan nasi ini diungkapkan sih?" Tunggu dulu. Ingat, dengan percobaan inilah dunia secara luas semakin mengerti dan memaknai bahwa hal positif yang sederhana pun bisa menimbulkan efek yang sungguh dahsyat. 

Siapa sih yang tidak tahu atau merasa asing dengan ungkapan sarat kasih: "I LOVE YOU!" Di dunia romantika, ungkapan ini sungguh amat laris dan tidak bisa hilang. Sepasang kekasih yang sedang mengadu kasih akan saling berucap, "I love you, Darling!". Orang yang sedang ditembak panah asmara akan senyum-senyum memandangi foto orang yang disukainya sambil mengucap kata-kata yang sama. 

Betul. Ungkapan ini, tidaklah baru di dalam peradaban manusia. Akan tiba waktunya, setiap orang akan merasakan jatuh cinta dan pada akhirnya mengucapkan kalimat itu kepada orang yang dicintainya. Tak tertutup kemungkinan juga, ungkapan yang sama diucapkan kepada benda, hewan, atau tanaman yang dicintainya. Yah, I love you. Namun, mari kita memandang dan memaknai ungkapan dahsyat ini secara lebih luas. 

1. Menerima Secara Tulus dan Hati Terbuka

Ungkapan ini, tidak hanya dipakai dalam menyatakan perasaan cinta kepada orang yang disukai dan telah dipilih mengisi relung hati. Ungkapan ini bisa dipakai dimana saja dan kapan saja serta bagi siapa saja. Yang penting, dari hati seseorang atau kita, sudah ada sikap menerima dan menghargai seseorang dan sesuatu. Menerima dengan hati yang terbuka, berarti siap menerima segala kekuatan dan kelemahan orang atau benda tersebut (just the way you are).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun