Mohon tunggu...
JPIC Kapusin Medan
JPIC Kapusin Medan Mohon Tunggu... Lainnya - Capuchin Brother

Fransiskan Kapusin

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Terlalu Membandingkan Masa Lalu dengan Masa Kini Tidak Baik dan Tepat

2 Februari 2021   00:05 Diperbarui: 2 Februari 2021   00:17 1114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ingat, hidup itu dinamis dan selalu berubah. Apa yang dulu baik, belum tentu baik masa kini. Apa yang dulu buruk, belum tentu buruk di masa kini. Apa dan siapa saja pasti akan mengalami perubahan. Pasti! Baik perubahan fisik, psike, talenta, dan kebutuhan. Maka, tidak boleh memandang bahwa perubahan di masa kini jelek. Yang membuat perubahan itu seakan-akan jelek adalah si manusianya. Untuk itu, perlu sikap cerdas dan cermat mengolah dan mengadopsi setiap hal di masa kini.

Lalu, apakah semua yang telah terjadi di masa lalu jelek? Tidak. Setiap hal punya nilai tersendiri. Masalahnya, kapasitas setiap orang untuk melihat dan mencerap yang baik dari masa lalu tidak selalu sama. Maka, wajar saja selalu ada orang yang ingin tinggal di masa lalu dan mencoba menghindar dari masa sekarang (regresi).

Sikap yang terlalu membanding-bandingkan bisa saja menjadi alasan yang menutup-nutupi ketidakmampuan diri seseorang mengikuti arus kemajuan zaman. Untuk itu, perlu lagi belajar dan mengasah mentalitas agar tidak terpuruk sendiri dalam frustrasi yang kelewat batas.

Selain itu, sikap yang terlalu membanding-bandingkan masa kini dengan masa lalu menjadi tanda adanya kecemburuan kepada orang lain. Hal ini bisa kita lihat secara aktual jika ada orang tua yang tidak senang dengan anak muda yang diberikan fasilitas yang cukup oleh orang tua, padahal orang tua yang cemburu itu tidak pernah diperlakukan demikian oleh orang yang lebih tua darinya pada masa itu.

Tinggalkan sikap yang terlalu membanding-bandingkan itu. Tidak sehat. Kau akan risih sendiri dan batinmu akan terusik. Kau tidak akan pernah merasa nyaman dengan hidupmu. Hidup ini hanya sekali, maka harus sebisa mungkin diisi dengan hal-hal berharga, positif, dan kreatif.

Akhir Kata: Hiduplah di Masamu Kini dan Petiklah Sejumlah Inspirasi dari Masa Lalu (yang pernah kaualami atau orang lain alami)

Masa kini dan masa lalu punya kekuatannya masing-masing. Sungguh konyol, jika kita dengan keras hati memaksakan agar keduanya sama dan senilai. Masa lalu, tetaplah masa lalu dan masa kini tetaplah masa kini. Bahwa di masa kini ada percikan atau monumen masa lalu, ya!! Tapi tidak semua bisa diaplikasikan di masa kini.

Masa lalu menjadi sejarah hidup, baik yang pernah kaualami sendiri maupun kaudengar dari orang (tua) alami. Masa lalu selalu meninggalkan data yang bisa diamati agar diperbarui di masa kini. Tidak semua warisan masa lalu itu jelek. Bahkan, di balik sejarah yang buruk sekalipun, selalu ada pelajaran baik yang bisa dianalisis. Untuk itu, jangan sampai sesat dan kritislah terhadap masa kini dan masa lalumu.

Masa kini adalah masa yang harus kauhidupi dan kauisi dengan segala kemampuan, perkembangan, keahlian, dan rasa syukur. Masa kini juga bisa menjadi cerminan masa lalu. Demikianlah sisi ontologisnya, kekinian menghadirkan jati diri masa lalu dan masa depanmu.

Masa lalu adalah masa yang meninggalkan sejumlah inspirasi dan motivasi. Itu yang perlu dikembangkan dan diperbarui sesuai dengan zaman yang semakin berubah. Cerita yang didengar telinga tentang masa lalu harus dapat dipahami secara positif dan bernilai pada masanya. Bahwa ada yang bisa diambil dari situ, silahkan!

Kita semua berpotensi menjadi obyek yang dibanding-bandingkan, antara na jolo dengan na nuaeng (saat ini). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun