Mohon tunggu...
Thomas Panji
Thomas Panji Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Berusaha dengan sebaik mungkin

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Manusia, Ganja dan Semesta

21 April 2021   08:00 Diperbarui: 2 Mei 2021   10:42 1045
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari tanaman ganja segar | rri.co.id

Alasan lain dari mengapa akhirnya tanaman ganja dapat menjadi salah satu tanaman yang paling banyak dibudidayakan oleh manusia dijelaskan oleh seorang ilmuwan botani asal Rusia bernama Nikolai Vavilov. Vavilov menjelaskan sebuah teori sejarah mengenai proses persebaran dan budidaya tanam ganja oleh manusia, sejak masa neolitik hingga saat ini. Ada empat tahapan sejarah yang melatarbelakangi popularitas dan persebaran ganja diseluruh dunia (Narayana, 2011):

1). Pada awalnya tanaman ganja adalah tanaman liar

2). Manusia mulai melakukan kolonisasi terhadap daerah tanam ganja untuk mendapatkan kualitas biji yang terbaik.

3). Ganja kemudian semakin dibudidayakan untuk berbagai keperluan

4). Meningkatkannya kebutuhan masyarakat akan ganja mendorong lahirnya budidaya yang disengaja oleh manusia modern.

Menurut riset yang dilakukan oleh Vavilov sejarah budidaya tanam ganja diperkiran telah terjadi di berbagai tempat secara terpisah, terutama di daerah-daerah Timur Laut benua Asia, tepatnya sekitar 6.000 tahun yang lalu. Karena ganja sudah sejak lama dibudidayakan dan ada berbagai manfaat yang dapat diperoleh, akhirnya budaya bercocok tanam ganja semakin populer seiring dengan munculnya berbagai penemuan baru mengenai manfaat dari tanaman ganja.

Kebutuhan akan pangan; serat untuk bahan baku tekstil; minyak ganja untuk penerangan; dan daun serta biji dari tanaman ganja yang sangat bagus untuk keperluan obat-obatan; dan lainnya menjadi faktor-faktor evolusioner yang semakin mempererat hubungan simbiosis mutualisme antara manusia dengan ganja dalam peradaban. Besarnya jatuh cinta manusia pada ganja ternyata juga diimbangi dengan kemampuan ganja untuk beradaptasi pada segala bentuk iklim.

Ganja adalah tanaman yang paling anti terhadap iklim. Ganja dapat hidup di iklim yang kering, lembab bahkan yang paling dingin sekalipun. Selain itu, ganja juga tidak membutuhkan organisme lain seperti serangga untuk membantu penyerbukannya; tidak memerlukan kondisi tanah yang subur; dan ada berbagai keunikan lainnya dari tanaman ganja. Ganja yang hidup di tempat panas akan lebih bergetah. Ganja yang memiliki getah biasanya dapat digunakan untuk membuat rokok; obat; minyak dan lainnya

Sedangkan tanaman ganja yang hidup di iklim sub-tropis (bersalju) akan lebih keras kayu dan seratnya. Kualitas yang baik dari kayu dan serat ganja dapat menjadi bahan baku paling baik untuk membuat baju; konstruksi rumah; kertas; tambang kapal dan masih banyak lagi. Karena besarnya manfaat ganja bagi peradaban manusia dan atas sifat unik dari ganja yang menakjubkan, maka kita bisa menyebut bahwa tanaman ganja adalah tanaman yang penuh berkat dalam proses hidup evolusi manusia.

Akhirnya, kesimpulan yang bisa ditarik adalah sudah sepantasnya bagi kita untuk mulai mencoba membuka pikiran kita terhadap sesuatu yang selalu kita negasikan selama ini. Berbagai fakta dan data yang sudah disampaikan di atas semakin menguatkan pandangan bahwa ganja bukanlah suatu hal yang selalu dicap buruk. Manusia sejak lama telah berevolusi bersama dengan ganja dan ada begitu banyak kontribusi yang diberikan oleh ganja terhadap peradaban kita.

Pertanyaan mendasar yang sekarang perlu kita refleksikan adalah apakah saat ini kita siap untuk kembali menyatu dengan alam lewat penerimaan kita kembali terhadap tanaman yang selama ini kita haramkan? Apakah kita siap untuk mau bersama-sama berkolaborasi dalam memanfaatkannya demi kepentingan dan kebaikan manusia bersama? Dan apakah kita siap untuk bergerak sekarang? Tulis jawaban pembaca sekalian di kolom komentar. Mari berdiskusi!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun