Mohon tunggu...
Thomas Panji
Thomas Panji Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Berusaha dengan sebaik mungkin

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Manusia, Ganja dan Semesta

21 April 2021   08:00 Diperbarui: 2 Mei 2021   10:42 1045
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari tanaman ganja segar | rri.co.id

Namun, pernyataan itu akhirnya dibuktikan oleh sebuah hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 1970-an, yang menyebutkan bahwa 90% dari 488 kelompok masyarakat diseluruh dunia telah melembagakan proses untuk mengubah kesadaran manusia sejak dahulu.

Munculnya profesi-profesi unik seperti orang pintar; dukun; ahli ramuan; tabib; syaman dan lainnya, mengisyaratkan bahwa masyarakat kita sejak dahulu memang sudah memiliki kebutuhan dasar untuk “mabuk” dalam rangka berkomunikasi secara spiritual dengan “sang pencipta” mereka (gaib).

Maka dari itu, mereka membutuhkan barang atau media tertentu, seperti tanaman ganja; jamur; opium dan lainnya yang dapat membantu mereka memenuhi kebutuhan spiritualnya.

Namun, karena pada zaman dahulu masyarakat belum begitu paham mengenai jenis tanaman atau jamur yang aman dan dapat membuat mereka “mabuk”, maka tugas untuk mencari dan mengumpulkan berbagai hal tersebut diserahkan seutuhnya kepada para tabib, syaman, orang pintar, dukun dan lainnya. Karena keahlian yang mereka miliki, akhirnya mereka menjadi salah satu golongan masyarakat yang sangat dipuja; difasilitasi; dan dihormati oleh masyarakatnya.

Kebutuhan manusia akan mabuk juga dijelaskan oleh Ronald K. Siegel dalam buku Hikayat Pohon Ganja (2019). Menurut Siegel pencarian kesadaran alternatif (mabuk) pada dasarnya merupakan salah satu dorongan alami dari perilaku organisme.

Siegel menyimpulkan jika dorongan perilaku organisme untuk mendapatkan dan mengubah kesadaran (mabuk) adalah suatu dorongan yang hampir mirip ketika manusia merespon rasa lapar, rasa haus dan kebutuhan akan seks.

Seorang pendeta agam Hindu India sedang menghisap ganja sebagai bagian dari ritual keagamaan | neocha.com 
Seorang pendeta agam Hindu India sedang menghisap ganja sebagai bagian dari ritual keagamaan | neocha.com 

Dorongan dalam perilaku organisme untuk mendapatkan dan mengubah kesadaran, sejatinya telah menjadi bagian yang melembaga dari suatu cara bagi manusia untuk mendapatkan rasa “kesenangan”.

Manusia secara psikologi adalah spesies yang diberkati kemampuan untuk memanipulasi realitas kesadaran mereka. Kemampuan manipulasi tersebut tertuang ke dalam cara mereka dalam mengimajinasikan suatu keadaan tertentu demi mencapai “kesenangan”.

Meskipun manusia mampu memanipulasi kesadaran mereka hanya dengan berimajinasi seliar mungkin, namun sejatinya mereka tetap membutuhkan alat bantu (tanaman dan jamur) demi memaksimalkan manipulasi realitas mereka.

Mengapa? Sebab demi mencapai suatu manipulasi kesadaran tertinggi, berimajinasi saja tidak cukup, manusia perlu dibuat mabuk untuk bisa mendapatkan suatu kondisi berpikir yang berada di luar kendalinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun