Mohon tunggu...
thiananda argadahani
thiananda argadahani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lulusan Sastra dan Ilmu Komunikasi; Penikmat Jurnaling, Pecinta buku nonfiksi dan pengembangan diri, mencintai kopi

Penikmat buku-buku nonfiksi terutama pengembangan diri, motivasi, dan biografi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mindfulness: Rahasia Menikmati Hidup Tenang

7 Mei 2023   21:09 Diperbarui: 8 Mei 2023   12:08 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Akhir-akhir ini banyak sekali berita mengenai kasus depresi ataupun mental health yang membuat miris. Tidak hanya orang dewasa, tetapi remaja pun saat ini banyak mengalami depresi dan masalah mental health. 

Hasil survei yang dilakukan oleh Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) terhadap remaja usia 10-17 tahun, menunjukkan bahwa satu dari tiga remaja Indonesia memiliki masalah kesehatan mental, sementara satu dari dua puluh remaja Indonesia memiliki gangguan mental dalam 12 bulan terakhir. (www.ugm.ac). 

Survei lain mengatakan bahwa ketika pandemi Covid-19 melanda, jumlah kasus masalah kesehatan mental pada orang dewasa pun meningkat. Hasilnya, sebanyak 68% responden mengaku cemas, 67% depresi, dan 77% mengalami trauma psikologis. Data tersebut didapatkan dari survei yang dilakukan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) terkait Covid-19. (Tahun 2021).

Banyak faktor yang menjadi penyebab dari meningkatnya masalah kesehatan mental ini. Bagi remaja, lingkungan rumah yang penuh tekanan atau kemiskinan dan kekerasan lingkungan dapat menyebabkan depresi. 

Pemicu lain yang menjadi penyebab depresi pada remaja misalnya ketidakmampuan belajar yang membuat keberhasilan akademis menjadi sulit. Penyebab masalah kesehatan mental pada orang dewasa lebih kompleks lagi. Yang paling sering kita jumpai adalah faktor ekonomi, tuntutan hidup, beban pekerjaan, kurang jelasnya tujuan hidup,  bahkan pengangguran.  

Masalah kesehatan mental (Mental Health) ini menjadi perhatian semua pihak, tidak luput juga dari perhatian penggiat kesehatan mental di media sosial. Begitu banyak cara dan pendekatan yang ditawarkan dan diharapkan dapat mengurangi masalah kesehatan mental secara menyeluruh. Harapan lain yaitu dapat memunculkan kesadaran semua orang untuk memperhatikan kesehatan mentalnya sendiri dan mencari bantuan profesional apabila diperlukan.

Ada beberapa cara yang cukup mudah untuk penyembuhan/Healing ataupun menjaga kesehatan mental kita agar selalu sehat. Beberapa hal yang bisa kita orang awam lakukan untuk membantu proses healing diantaranya adalah Ibadah, Meditasi, Mindful dan Bersyukur. Meski masih banyak lagi hal ataupun solusi untuk membantu proses healing sehari-hari, tapi kali ini akan dikupas lebih mengenai mindful/mindfulness. 

Mindfulness (kesadaran penuh) adalah keadaan pikiran yang berfokus pada pengenalan tentang apa yang dirasakan pada saat ini, tanpa melalui penilaian. Mindfulness berarti membawa perhatian ke momen saat ini, sambil menerima dan mengenali segala pikiran, emosi, dan perasaan fisik apa pun (www.seributujuan.id).

Intinya kita hadir secara utuh di moment saat ini, melakukan hal apapun dengan penuh kesadaran (self awareness) dan membuat hati tentram dan tenang. Dalam Islam pun konsep dasar mindfulness sudah kita ketahui. Shalat dan dzikir adalah kegiatan yang bisa melatih kita untuk mindful, yaitu dengan fokus pada doa yang kita baca, fokus pada apa yang sedang dilakukan itu adalah bentuk komunikasi kita kepada Tuhan kita. Selain itu mindfulness juga melatih kita untuk bisa menjernihkan pikiran dan refleksi diri.

Ada beberapa hal yang bisa menjadi pendukung tindakan mindful ini, diantaranya adalah :

  • Meditasi. Diantaranya pengaturan nafas, suasana yang rileks
  • Fokus. Fokus pada apa yang sedang dikerjakan saat ini, misalkan momen sedang makan, maka fokus dengan makanan yang sedang dimakan, momen menyendok makanan, bersyukur dengan rejeki makanan yang kita santap
  • Terbuka. Terbuka dan adanya sikap menerima diri pada apa yang sedang dihadapi
  • Istirahat dengan waktu yang cukup
  • Apresiasi diri
  • Bersyukur dengan cara menuliskan hal-hal kecil yang disyukuri pada hari itu

Apabila kita berusaha untuk melakukan tindakan mindful dengan tekad yang kuat, kegiatan diatas dapat dengan mudah dipraktikan, karena hal-hal diatas merupakan sesuatu yang tanpa kita sadari sebenarnya seringkali kita lakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun