Seperti saya alami, yang bertubuh semampai (semeter tak sampai katanya). Saya menaiki sepeda yang tinggi, tak sesuai dengan ukuran tubuh. Maka yang terjadi sudah bisa ditebak, saya terjatuh bersama sepeda itu. Wow ... mantap jatuhnya. Posisinya rata dengan tanah, tertelungkup. Baju kotor, dan bibir njonor. Walaupun begitu yang melihat peristiwa ini  tetap bisa menemukan keberuntungan saya.
Untung tidak jatuh di jalan raya yang ramai.
Untung jatuhnya di tanah yang lembut.
Untung masih bisa bangun lagi.
Untung tidak menabrak orang lain.
Untung tidak membentur benda keras.
Untung tidak terluka.
Ternyata, untungnya lebih banyak dibandingkan dengan satu kemalangan yang saya alami. Manusia memang lebih banyak mengalami suka daripada duka. Namun, sering kali kita manusia menyepelekan hal-hal yang seharusnya pantas disyukuri (kata Cynthia Ozick)  dalam buku "Kekuatan Berpikri Positif". Karena kita fokus dengan kemalangan yang dialami, sehingga keberuntungan yang diterima tak terlihat.
Tuhan menyediakan 86.400 detik perhari, untuk manusia menjalani hidupnya, antara lain bersyukur. Sudahkah kita lakukan?