Mohon tunggu...
Theresia Sumiyati
Theresia Sumiyati Mohon Tunggu... Guru - https://www.kompasiana.com/theresiasumiyati8117

Saya seorang ibu dengan 2 orang anak laki-laki. Senang membaca, menulis, dan bermain musik. Hidup terasa lebih indah dengan adanya bacaan, tulisan, dan musik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kalau Mau Hidup Enak, Jangan Jadi Suster

27 April 2021   05:56 Diperbarui: 27 April 2021   06:06 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kalau Mau Hidup Enak, Jangan Jadi Suster

Minggu kemarin merupakan hari minggu panggilan sedunia. Perayaan ini memang selalu diselenggarakan oleh gereja katolik setiap tahun, sebagai sarana untuk menumbuhkan benih panggilan terutama pada kaum muda. Yang dimaksud panggilan di sini adalah panggilan khusus untuk hidup membiara menjadi Suster, Bruder, dan Pastor.

Pada saat itu Suster Martina SJD, mensharingkan pengalamannya dalam menanggapi panggilan Tuhan. Beliau salah satu suster dalam kongregasi SJD (Suster Jeanne Delanoue/ Suster Santa Yohana Delanoue). Suaranya mantap menunjukkan semangat yang menggebu dalam menanggapi panggilan Tuhan.

Pada waktu itu sebelum menentukan hidupnya untuk menjadi suster,  Martina sudah bekerja di sebuah instansi. Gaji lumayan, cukup bahkan lebih untuk kebutuhan sehari-hari. Cukup mapan bagi seseorang untuk melanjutkan hidupnya.

Perjalanan waktu mengubah segalanya.  Menurut penglihatan Martina kehidupan seorang suster sangat menyenangkan, enak, damai, selalu gembira. Maka ia memberanikan diri untuk bertanya kepada dua orang suster yang dijumpainya.  Pertanyaannya sederhana, tentang enak dan tidak enak, "Enak enggak menjadi suster itu?"

Pertanyaan itu mendapat jawaban yang tak terduga, di luar harapan Martina. "Kalau kamu ingin hidup enak, Jangan jadi Suster." Martina  bingung dengan jawaban itu. Apa yang dilihatnya bertolak belakang dengan jawaban dua orang suster tersebut. Namun jawaban berikutnya membuat ia berpikir lebih jauh. "Kalau ingin hidup enak jangan jadi suster, kalau mau mencari Tuhan jadilah suster."

Maka Martina remaja mengikuti panggilan hidupnya menjadi seorang suster dalam tarekat SJD yang berpusat di Perancis itu. Awal dirinya menjadi suster ditempatkan di sebuah desa. Dalam kebingungan apa yang akan dilakukan, pemimpinnya berpesan untuk buka mata, buka hati, lakukan dengan penuh iman. Ia pun melakukan apa saja yang harus dikerjakan. Antara lain mencangkul.

Tubuhnya yang cukup besar dan kuat memungkinkan ia melakukan hal itu. Suster Martina juga mencuci kamar mandi, menyikat WC, membersihkan got. Dalam mengerjakan pekerjaan itu dalam hati ia katakan, "Aku mau mencari Tuhan."

Kalimat itu membuatnya bisa melakukan segala pekerjaan dengan penuh cinta dan gembira.  Wajahnya yang selalu cerah, ramah kepada siapa saja yang dijumpainya telah membuktikan kata-kata itu.

Suster Martina SJD yang kini sebagai guru SMA Xaverius Jambi, telah menjadi saksi bahwa menjawab panggilan Tuhan jangan ragu-ragu. Lakukan dengan gembira, ikhlas. Kebahagiaan dan keenakan akan mengikuti di belakangnya.

Beliau tak pernah menyesal meninggalkan pekerjaan yang telah menjanjikan hidup yang enak, kini sangat bahagia dan bangga mengikuti panggilan Tuhan sebagai seorang suster.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun