Mohon tunggu...
theresia christy
theresia christy Mohon Tunggu... Guru - Penikmat kata

setiap kata memiliki warna

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jiwa yang Terperangkap

17 Januari 2023   11:15 Diperbarui: 17 Januari 2023   11:19 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Apa yang membuat hidup ini terasa berat dan menantang? Aku menyukai tantangan, tetapi tidak semua tantangan sepertinya menyukaiku…

Ruang 2810 terlihat begitu megah di depan mata seorang gadis belia seusai dia menginjakkan kaki di anak tangga terakhir Apartemen Mega Mas. Apartemen yang sering menghebohkan media sosial karena terkenal dengan kemewahan dan lengkapnya fasilitas yang ada. Harga sewa bulanannya bisa digunakan untuk menghidupi warga satu kampung yang letaknya tepat di seberang apartemen tersebut. Bukan perasaan lega yang hinggap di benaknya ketika melihat pintu ruangan tersebut yang hanya berjarak 5 langkah lagi, melainkan perasaan sesak yang mendalam.

Gadis itu membuka pintu ruangan dengan tidak berdaya. Langkahnya gontai. Ia amati seluruh ruangan yang luas dan mewah ini. Lantai marmer ukuran besar, kamar tidur yang luas dengan kasur dari kayu yang dipahat oleh pemahat tersohor tanah air, lampu gantung yang sangat indah bercahaya di langit-langit, beberapa ornamen juga berlapis emas. Segera setelah memasuki ruangan, ia merogoh kantung celananya dan mengambil ponselnya dengan baterai yang tidak lagi penuh. Ia membuka salah satu media sosial, mematut dirinya, mencoba merias kantong mata dan bekas jerawatnya dengan concealer, menambahkan taburan bedak tipis, mengusap bibirnya yang sedikit pucat dengan lipstick warna coral, memperlentik bulu mata, merapikan alis, dan melepaskan gulungan rambutnya hingga membentuk rambut ikal yang indah. Tak lupa, ia pun melakukan tradisi rutin yang ia jalani kurang lebih dua bulan ini yaitu menarik bibirnya agar bisa tersenyum lebar dan menawan.

Setelah dirasa baik, ia menyalakan kameranya dan beraksi.

“Halo semuanya, kembali lagi sama aku disini. Hari ini cukup melelahkan tapi aku senang sekali akhirnya bisa sampai di kamar dengan kasur yang nyaman ini. Oh ya, aku baru saja mencuci muka. Kalian bisa lihat nih, tidak ada kerutan di wajah, bebas mata panda dan kantung mata, muka bersinar dan tidak ada bekas jerawat. Kalian jangan lupa merawat kesehatan kulit ya, wajah khususnya. Malam ini aku akan lanjut dengan aktivitas rutinku sebelum tidur. Kalian mau ikut? Nah ini dia tempat biasanya aku menikmati malam sambil berendam dan baca buku sekaligus bisa lihat pemandangan yang indah dan biasanya aku jadi tertidur di sini. Ikuti keseruan aku lagi besok ya di apartemen mewah ini. Daaaa semuanya.” Ia mengarahkan kamera ponselnya menuju balkon ruangan. 

Gelapnya malam terbantu dengan sorotan lampu-lampu di luar. Selesai berbicara di depan kamera, gadis itu kembali mengusap riasan di wajahnya dan merebahkan diri di kasur. Ia mengamati media sosial yang saat ini banyak digandrungi masyarakat dunia maya. Kembali ia melihat puluhan video yang telah lama ia unggah. Nampak jelas penonton dari akun Sinta_Ariesta miliknya ini sudah mencapai puluhan juta. Untuknya yang baru menggunakan media sosial ini selama kurang lebih dua bulan, dia sudah mengunggah sekitar 50 video, mendapatkan satu juta pengikut, dan videonya mencapai lebih dari lima juta penyuka. Sungguh pencapaian luar biasa. Ia pun memutuskan untuk membaca lagi setiap komentar yang ada di video-video yang diunggahnya.

sirupABC:
“wah aku suka banget video kak Sinta, doakan aku diberi rezeki supaya bisa tinggal di
apartemen mewah seperti kakak”


akuinginkaya:
“the real crazy rich nih yang bisa tinggal di apartemen kayak gini”


AnakOrangTua:
“sering-sering bikin video aktivitas sehari-hari di apartemen ya kak Sinta supaya jiwa
miskinku terpuaskan”


Tanpa terasa air matanya mengucur perlahan hingga akhirnya deras membanjiri sarung bantal berwarna putih. Ia pun panik dan akhirnya membalikkan bantal tersebut hingga genangan air matanya tersembunyi. Ponselnya berdering dan ia mengamati nama yang tertera di layarnya. Segera ia matikan telepon tersebut. Ia masuk ke kamar mandi, mencuci mukanya sekali lagi agar tidak sembab, berganti pakaian, mengemasi sedikit barang yang tadi dikeluarkannya. Ia pun memastikan kamar dalam keadaan baik dan bersih.

Ia berjalan keluar dari ruangan nomor 2810 dengan ukiran yang berlapis emas. Sebelum mengunci pintu, ia mematikan lampu ruangan dan saat itu juga kembali ponselnya berdering. Kali ini ia putuskan untuk mengangkatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun