Mohon tunggu...
Theresia Martini
Theresia Martini Mohon Tunggu... Guru - Pencinta Keheningan

Menyukai segala hal yang baru untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan diri

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Senyum Indah Pertamamu

1 Oktober 2022   00:04 Diperbarui: 1 Oktober 2022   00:08 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wanita tersenyum. (Foto: Thinkstock)

Dalam amarahku kala itu padamu

Kau datang mendekat tanpa ragu

Dan kau lempar senyum menangmu

Yang kurasa bagai sayatan sembilu

 

Kata menyakiti terasa bagai belati

Begitu dalam menusuk relung hati

Kucoba bersabar sembari memahami

Berharap semua segera kau akhiri

 

Meski lenyap segenap harap diri

Kuhapus segala benci hadir di hati

Karena rasa benci itu tiada berarti

Hingga tiada lagi yang harus tersakiti

 

Namun, senyum indah pertamamu

Telah suburkan rasa baru dihatiku

Terselip hari yang penuh rindu

Di setiap nafas dalam hidupku

 

Senyummu luruhkan rasa benciku

Kau bangun istana penuh rindu

Dalam sedihku kau hadirkan candamu

Kau berikan hidupmu demi bahagiaku

 

Namun kini kau telah menghilang

Ku hanya mampu terus mengenang

Meski hanya sebatas bayang-bayang

Namun harap tak pernah menghilang

 

 

 

Pangkalpinang, 30 September 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun