Mohon tunggu...
El Roi Israel Sipahelut
El Roi Israel Sipahelut Mohon Tunggu... Penulis - Menikah

Loving Husband of My Wife - happy Dad of three unique kids, a part of God's asset in Bali - Tinggal Di http://gbikapernaumjembrana.blogspot.com - Youtube Channel : Sipahelut1978 - Twitter/Instagram @777sipahelut

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kutukan Suket Teki pada Sang Politisi

10 Januari 2020   09:12 Diperbarui: 10 Januari 2020   09:23 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia harus siap ditanya oleh banyak orang tentang banyak topik. Dia harus siap diwawancarai oleh awak media,  seringkali tanpa persiapan, tetapi ucapannya selalu akan mengikat dan melekat pada pribadinya.

Dia harus berdiri di atas podium-podium,di ruang-ruang sidang tertutup atau terbuka dan harus mampu mengatasi pertanyaan-pertanyaan dari para lawan politik partainya yang penuh jebakan.

Dia sebenarnya bisa saja jujur akan ketidakmampuannya,akan tetapi bila itu sering dilakukan,maka banyak orang akan mempertanyakan kecerdasannya dan mulai meragukan kepemimpinannya.

Partainya juga akan dirugikan,karena partai itu dinilai berdasarkan gambaran yang ditimbulkan oleh wakil-wakilnya. Bentuk negara yang demokratis mulai diragukan,kalau para pemangku kuasa ini mengakui bahwa sebetulnya tidak mampu melaksanakan tugas tugas mereka.

JADI, SEORANG POLITISI ULUNG AKAN PANDAI BERPURA-PURA MENUNJUKKAN SUATU PENGETAHUAN YANG TIDAK DIMILIKINYA,MEMBERI JAWABAN-JAWABAN YANG DIA JUGA TIDAK PAHAM SEPENUHNYA,MENGAJUKAN GAGASAN-GAGASAN YANG TERKESAN BEGITU CANGGIH YANG DIA SENDIRI JUGA BELUM TAHU BAGAIMANA MEWUJUDKANNYA. Yang penting dengan segala ucapan dan pendapatnya itu,dia bisa membungkam lawan politiknya dan membebaskan diri dari beban moral dan tuntutan tanggungjawab kepada publik.

Lama-lama dia akan kehilangan jarak kritisnya nya terhadap dirinya sendiri.Kebohongan yang pada awalnya hanyalah senjata untuk membela diri lama kelamaan menjadi suatu kebutuhan atau keharusan politik yang menyenangkan.


Dia bisa saja memperoleh semuanya dalam hidupnya,misalnya : harta,kekuasaan dan berbagai fasilitas negara tapi pada saat yang sama dia kehilangan satu satunya miliknya yang paling berharga , yaitu hati nurani kemanusiaannya. Pertanyaannya adalah : Benarkah Politik itu bisa merusak kepribadian seseorang? Saya akan coba jawab pertanyaan ini di tulisan berikutnya .

To Be Continued. - Penulis : Brillianto Rineksa - 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun