Mohon tunggu...
Theodorus BM
Theodorus BM Mohon Tunggu... Administrasi - Writer

Seorang pemuda yang senang menyusun cerita dan sejarah IG: @theobenhard email: theo_marbun@yahoo.com wattpad: @theobenhard

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pit of Fire (Cerpen Rohani)

21 Februari 2023   08:17 Diperbarui: 21 Februari 2023   08:35 719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sadrakh, Mesakh, dan Abednego di dapur api (Sumber: sarahjavier.wordpress.com)

Memang sebelumnya sudah diberikan peringatan kepada seluruh negeri. Bahwa jika sangkakala berbunyi, segenap rakyat dan para petinggi harus bersujud. Mereka yang tidak bersujud akan dicampakkan ke dalam perapian yang menyala - nyala.

Dapur api itu benar - benar ada di bawah istana, dan sesuai dengan reputasi Raja Nebukadnezar yang tidak kenal ampun, maka harusnya orang - orang akan takut dan akan bersujud di depan patung. Lagipula, apa sulitnya bersujud di depan patung, dengan durasi lima menit saja?

Tapi tidak dengan ketiga orang ini. Sadrakh, Mesakh, dan Abednego ternyata tidak mengindahkan titah raja. Bagi mereka, bersujud adalah hal yang sulit. Yut Amin mengatakan untuk menjaga wibawa raja, mereka harus dimasukkan ke dalam dapur api, atau lubang api, orang - orang militer menyebutnya.

Sementara itu Heurelius juga setuju. Dengan reputasi raja yang kuat, harusnya dengan mudah keputusan diambil. Sadrakh, Mesakh, Abednego harus masuk ke dalam lubang api. Hanya akulah yang menyela. Aku tidak membela mereka. Hanya aku belum mendengar alasan mereka mengapa mereka tidak bersujud di depan patung. Lebih baik mendengar alasan mereka terlebih dahulu.

Raja setuju denganku. Sadrakh, Mesakh, dan Abednego dipanggil masuk. Sejujurnya, aku menyukai mereka. Sebagai orang pintar, aku tahu bahwa kemampuan mereka di atas rata - rata. Di bawah kendali mereka, beberapa urusan kerajaan tertangani dengan baik.

Begitu ketiga orang ini berada di hadapan raja, ia langsung bertanya.

"Apakah benar, hai Sadrakh, Mesakh dan Abednego, bahwa kamu tidak memuja dewaku dan tidak menyembah patung emas yang kudirikan itu? Sekarang, jika kamu bersedia, demi kamu mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, sujudlah menyembah patung yang kubuat itu! Tetapi jika kamu tidak menyembah, kamu akan dicampakkan seketika itu juga ke dalam perapian yang menyala-nyala. Dan dewa manakah yang dapat melepaskan kamu dari dalam tanganku?"

Lalu Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar: "Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini. Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja, tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu."

Raja pun naik pitam. Ia berseru agar para tentara membawa mereka ke luar, ke dapur api, sekarang juga. Tidak ada lagi kata banding. Kematian mereka akan disaksikan oleh seluruh rakyat. Bahkan raja mengatakan untuk meningkatkan tingkat pemanasan hingga tujuh kali dari biasanya.

Mendengar jawaban mereka, hatiku mencelos. Memang sudah tidak bisa dipungkiri bahwa orang - orang Israel ini memang sangat teguh dalam pendirian kepada Allah mereka, dan ada beberapa mukjizat yang terjadi. Tahun lalu, Daniel pun berbuat yang sama. Ia mampu mengartikan mimpi raja. Tapi ini, hanya dalam hal bersujud saja? Ah, sayang sekali, nyawa ketiganya harus melayang.

Jika bisa kuberi nasihat Sadrakh, Mesakh, dan Abednego, akan kulakukan. Tapi sayang tentara terlalu cepat dan mereka sudah berada di bagian bawah istana. Kami, para petinggi dan beberapa rakyat menyusul untuk menyaksikan hukuman. Termasuk raja Nebukadnezar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun