Mohon tunggu...
Theodorus BM
Theodorus BM Mohon Tunggu... Administrasi - Writer

Seorang pemuda yang senang menyusun cerita dan sejarah IG: @theobenhard email: theo_marbun@yahoo.com wattpad: @theobenhard

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pit of Fire (Cerpen Rohani)

21 Februari 2023   08:17 Diperbarui: 21 Februari 2023   08:35 720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sadrakh, Mesakh, dan Abednego di dapur api (Sumber: sarahjavier.wordpress.com)

Di situlah lubang api itu. Panas sekali, aku yang berjarak dua puluh hasta saja merasa panas. Bahkan, tentara yang melempar ketiganya ke dalam, terbakar hangus. Luar biasa. Tidak ada orang yang bisa bertahan dengan panasnya dapur api ini. Oh, dewa, semoga Allah yang mereka sembah menyelamatkan mereka.

Kobaran - kobaran api yang menyala - nyala membuat kami tidak bisa melihat apa yang terjadi di dalam. Lagipula, apa yang mau disaksikan. Toh mereka sudah menjadi tulang - belulang di dasar perapian. Beberapa orang sudah mengundurkan diri dan kembali lagi ke atas.

Tapi, seruan raja sendiri yang mengagetkan kami. Ia bangkit dari kursinya dan setengah memekik.

"Bukankah ada tiga orang yang telah kita campakkan dengan terikat ke dalam api itu?"

"Benar, ya raja!" jawab para tentara.

"Tetapi ada empat orang kulihat berjalan - jalan dengan bebas di tengah - tengah api itu, mereka tidak terluka, dan yang keempat rupanya seperti anak dewa!"

Pandangan kami semua pun tertuju kepada perapian, dan benar saja, kalau diperhatikan dengan baik - baik, ada empat orang yang berada di dalam. Kondisi mereka baik - baik saja, bahkan berjalan mondar - mandir di dalam dapur api. Luar biasa. Apakah kami sedang menyaksikan sebuah mukjizat lagi? Dan ada seorang yang tidak kami kenal berada di dalam.

Dengan segera Raja Nebukadnezar memerintahkan agar perapian dimatikan. Usai panas tidak lagi menyambar, ia sendiri yang membuka pintu. Ketiga orang ini: Sadrakh, Mesakh, dan Abednego, keluar dengan keadaan tanpa kekurangan. Kondisi mereka baik - baik saja, tanpa cacat sedikit pun. Dan orang keempat sudah tidak ada. Kami tidak menemukannya di mana pun juga.

Berkatalah Nebukadnezar: "Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego! Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya, dan melanggar titah raja, dan yang menyerahkan tubuh mereka, karena mereka tidak mau memuja dan menyembah allah manapun kecuali Allah mereka.

Sebab itu aku mengeluarkan perintah, bahwa setiap orang dari bangsa, suku bangsa atau bahasa manapun ia, yang mengucapkan penghinaan terhadap Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego, akan dipenggal-penggal dan rumahnya akan dirobohkan menjadi timbunan puing, karena tidak ada allah lain yang dapat melepaskan secara demikian itu."

Ya, begitulah. Seperti ini cara Allah Israel menyatakan diri kepada kami. Patung raja tidak ada lagi, ia diturunkan dengan segera. Rakyat tidak lagi menyembah raja sebagai dewa, sebagai gantinya rumah peribadatan dibangun di mana - mana. Raja juga memberikan kedudukan tinggi kepada Sadrakh, Mesakh, dan Abednego di wilayah Babel. Babel pun semakin maju dan berkembang di wilayah Mesopotamia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun