Mohon tunggu...
thea rumere
thea rumere Mohon Tunggu... -

Saya numpang lahir di ibukota propinsi papua, Jayapura. masa kanak-kanak hingga remaja, saya habiskan di pegunungan tengah. mulai dari angguruk, apalapsili sampai wamena. sejak tahun 1986 saya mulai belajar merantau. itu karena harus melanjutkan pendidikan. awalnya di jayapura, lalu berlanjut ke bali. di bali saya belajar sambil bekerja, dan kembali ke papua. di papua, saya bergabung dengan dua PT Duta Baliem tours and travel dan Travel Overseas Contact. dari tourism saya beralih ke broadcasting selama empat belas tahun. tahun 2010 bulan juni, saya membentuk kelompok belajar. kelompok ini saya sebut cahaya gemilang. target saya dalam mengelola kelompok ini adalah : menjangkau anak-anak usia sekolah yang tidak sekolah, merangkul anak-anak usia dini, mengembangkan kelompok usaha mandiri untuk warga belajar usia produktif dan meningkatkan ketrampilan + memberdayakan kaum wanita usia produktif. tahun 2011 saya juga punya aktifitas tambahan, dengan teman-teman yang baru di Balai Pengembangan Pendidikan Non Formal dan Informal (BPPNFI) Regional VIII. hal lainnya adalah belajar menulis. itu sejak september 2011.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Sarapan Pagi

2 Oktober 2014   20:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:38 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengenang kembali figur dan prinsip hidup seorang petugas medis yang kusapa Bapa. Tak ada waktu paling menyenangkan selain duduk dan berbagi dengannya. Apa yang kami bagikan, itu terjadi saat dia masih bersama kami sebelum dipanggil Tuhan tanggal 4 Agustus 2008.

Pria ini menjadi idola dan semangat buatku. Banyak kenangan indah sekaligus nilai-nilai hidup yang ditinggalkan buat kami anak-anaknya, secara khusus buatku. Satu poin penting yang mau kubagikan adalah sebagian dari kata-kata yang masih tersimpan dengan baik dalam benakku.

"Kita orang papua. Selama status kita sebagai orang Papua tidak berubah, jangan pernah berubah untuk memimpikan dan melakukan hal-hal baik. Ubahlah hati dan hiidup kita menjadi seperti apa yang Tuhan inginkan. Karena jika kita hidup dan ada sebagai orang Papua (kulit bisa warna apa saja, rambut jenis apa saja, tapi punya hati yang peduli dengan Papua), kita harus membuat sebuah perubahan dalam diri kita, supaya kita mampu membuat perubahan di tempat dimana kita ada".

Saat sarapan pagi dengan beragam isu, aku teringat dengan gaya khas pria itu. Tak banyak bicara, tenang, skali-skali bercanda, menjadi sahabat banyak orang (karena dia seorang perawat yang rajin mengunjungi pasiennya) karena mengasihi banyak orang, Tangannya telah merawat ribuan orang bahkan mungkin sudah tak dapat dihitung lagi. Kehadirannya menyejukkan hati pasien dan semua orang.  Ada rasa takut dalam diri beberapa orang saat melihat atau bertemu dia (karena dia punya kharisma tersendiri). Lumayan disiplin bagi kami anak-anaknya. Teman main kasti di halaman rumah, teman merancang taman di depan rumah, mengantarku ke Jayapura untuk lanjutkan pendidikan termasuk menemaniku mencari semua kebutuhan pribadi sebelum masuk SMA dan masuk asrama, seorang pria yang sangat peduli dengan keluarga, mengasihi almarhum mamaku dengan sepenuh hati, koki panekuk terbaik di rumah, koki spesial bakar roti buatan mama, tegas, punya suara merdu, dan SELALU BEKERJA DENGAN HATI. SUNGGUH-SUNGGUH. DAN ITU SEMUA TERBUKTI DARI HASILNYA. Ini yang mau kubagi : pria ini tak banyak bicara, tapi banyak melakukan hal-hal bermanfaat bagi Papua . Ini yang mau aku teladani.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun