Indonesia memiliki berbagai macam kuliner dengan ciri khas rasa yang berbeda-beda di setiap hidangannya. Namun dari sekian banyak menu kuliner yang tersebar, tidak semua cocok dijadikan menu sarapan. Bubur ayam, nasi uduk, nasi kuning, lontong sayur nasi pecel, nasi rawon dan soto merupakan menu-menu yang kebanyakan dijumpai di pagi hari.
Beragam alasan yang menjadikan soto sebagai salah satu menu yang banyak diminati untuk dijadikan menu sarapan.
Di pagi hari biasanya Sebagian orang mencari menu sarapan yang simple, ringan, tetapi tetap mengenyangkan. Di dalam semangkok soto terdapat mie bihun, toge, kol, ayam suwir, dan telor rebus yang disiram dengan kuah kuning yang menyegarkan. Hal tersebut yang menjadikan soto sebagai menu yang cukup populer. Peminat sotopun tidak hanya dari kalangan orang dewasa namun juga anak-anak, dan remaja.
"Kuah soto itu seger apalagi kalau ditambakan perasan jeruk nipis. Paling pas banget buat makan di pagi hari", ujar Mutia salah satu siswi SMA.
"selain jual soto biasanya para pedangang soto juga menjual sate-satean gorengan dan minuman hangat maupun dingin, cocok banget dijadikan pendamping soto," ujar Aufa menambahkan pendapat Mutia.
Penjual soto menyajikan menu menu pendamping lainnya, seperti sate usus, sate ampela, sate ati, perkedel, berbagai macam gorengan dan minuman hangat maupun dingin. Untuk seporsi soto dibandrol dengan kisaran harga Rp10.000-Rp12.000, untuk minuman dengan kisaran harga Rp3.000-Rp4.000, untuk sate-satean kisaran harga Rp3.000-Rp5.000, dan untuk gorengan kisaran harga Rp1.000-Rp3.000. Dengan harga yang bisa dibilang cukup terjangkau menjadikan salah satu alasan soto sebagai menu sarapan yang memiliki banyak peminat.
Kebanyakan warung soto menyajikan pemandangan yang cukup bagus, sejuk, dan indah untuk dilihat pada saat menyantap sarapan. Tempatnya pun cukup strategis dan mudah dijumpai dimana-mana. Banyak yang berjualan di tepi sawah, pinggir-pinggir lapangan dan pinggir jalan sehingga tak pernah sepi pengunjung.(sla/nda)
Reporter: Naila Salsabila Zamil
Editor: Nada Fattasya Zahra'
