Mohon tunggu...
Faridhian Anshari
Faridhian Anshari Mohon Tunggu... -

Seorang spectator sedari kecil yang "kebetulan" menjadikan sepakbola sebagai teman dan ramuan dalam eksperimen ajaibnya.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Liverpool Rasa Rendang "No Crispy"

11 April 2018   22:11 Diperbarui: 11 April 2018   22:31 1505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar dari kb4images.com

Pergeseran waktu dan zaman membawa kita kepada musim ini, dimana darah britania yang diinginkan oleh Fergie, (lucunya) justru diterapkan dengan manis oleh Liverpool yang menjelma menjadi kekuatan menakutkan. Ibarat "jagung dalam sayur asam", perbedaan mencolok yang menghiasi skuad kedua tim adalah darah britania yang jarang nongol dalam strarting eleven Manchaster United.

Kalau boleh jujur, mari kita analisis singkat. Jawaban akan pemain Britania yang sering menghiasi Line up Manchester United antara lain Cris Smalling, Ashley young, Phil jones (ketika sedang tidak error), Jesse Lingard, Michael Carrick (sebelum beralih menjadi asisten), dan nama terakhir yang  menjadi permata musim ini: Scoot McTominay, yang ironisnya terus didengung-dengungkan oleh Fergie untuk "dicicipi" Mou kedalam skuadnya.

Bedakan dengan Liverpool, yang maish setia dengan beberpa pemain British yang wara-wiri dalam skuad mereka selama musim ini. Walaupun trio lini depan mereka bukan berdarah british, tapi pemain pengganti yang sering disuntikkan ketika pertandingan mengalami kebuntuan, memiliki darah Britania lewat nama Danny Ings dan Domenic Solenko.

Lini tengah Liverpool, justru sangat kental akan darah pemain Britania. Kapten Liverpool yang kebetulan juga kapten timnas Inggris, Jordan Henderson menjadi dinamo permainan the Reds. Didukung oleh James Milner, Adam Lallana, dan Ox Chamberlain yang seluruhnya pernah menghiasi skuad Three Lions.

Bagian paling menarik dari perwujudan darah britania justru terjadi di Lini belakang The Reds. Jika dalam beberapa musim sebelumnya, nuansa Spanyol selalu menghiasi lini belakang, musim ini nama Andrew Robertson (Skotlandia), Trent Alexander Arnold, hingga joe Gomez justru menjadi tulang punggung dan awal serangan Liverpool dimulai.

Hasil yang beragam, berhasil dituai Jurgen Klopp dari memainkan anak-anak "tanah air" sendiri. Salah satu bukti nyatanya adalah dalam pertandingan semifinal semalam. Sebuah "rasa lokal", yang terus dijaga keberadaannya dan sukses menuaikan hasil yang berbeda dengan Manchester United yang mengotak-ngatik "rasa lokal" tersebut.

Bicara rasa lokal, isu terakhir yang turut mengecoh perhatian saya dalam sepekan terakhir adalah soal rendang crispy yang diucapkan oleh seorang juru Masterchef UK, ketika mengeliminasi koki rumahan asal Malaysia yang kebetulan hari itu memasak rendang. Selebihnya saya yakin anda sudah paham bagaimana awal dan akhir cerita tersebut.

Walaupun dikemudian hari akhirnya sang juri yang juga koki terkenal Inggris tersebut angkat bicara dan mengatakan bahwa dia pernah merasakan rendang crispy dan mengatakan bahwa rendang itu seharusnya renyah, pernyataan tersebut tidak cukup kuat untuk melawan kekejaman dia terhadap cita rasa lokal sebuah makanan bernama rendang.

Kalau dipikir-pikir, mungkin memang beneran ada rendang renyah layknya ayam goreng cepat saji yang gerainya berjejer disetiap negera. Namun, banyak pihak (terutama netizen) yang beranggapan bahwa apa yang dikemukakan sang koki hanyalah pembelaan halusinasi semata. Terlebih sang koki merupakan keturunan Britania, yang memiliki proud feeling yang inggi untuk tidak mau disalahkan.

Cukup menarik, jika melihat bagaimana Liverpool memanfaatkan elemen penting dalam cerita teratas untuk berjaya dimusim ini. Rasa lokal dan aroma rendang yang memang tidak crispy, dilukiskan lewat nama-nama asal lokal yang menghiasi jejeran line-up. Serta keberanian untuk terus memanfaatkan pemain berdarah britania dalam skuadnya, seperti yang dianjurkan oleh Ferguson dalam cerita-cerita selanjutnya.

Sungguh ironis melihat bagaiamana Liverpool saat ini menjadi rendang "Melayu" yang kita kenal kelezatannya, dan justru Manchaster United malah berubah menjadi rendang "Crispy" yang mencoba merubah rasa originalitas lewat menyuntikan banyak pemain luar Britania, dan pelan-pelan menyingkirkan anak-anak lokal mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun