Mohon tunggu...
Cerpen

Tumbuh di Negeri Seberang

24 Maret 2017   06:58 Diperbarui: 24 Maret 2017   16:00 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di UKS aku tertidur. Namun saat aku terbangun dia telah duduk di samping tempat tidurku. Aku terkejut melihatnya. “Sakit apa dek?” ujarnya tiba-tiba padaku, aku masih saja memperhatikannya seolah-olah tak percaya dia berada di sini, “Cuman pusing aja, kok abang bisa ada di sini?” tanyaku, “Lagi libur dek, oh iya adek pacaran sama Fahri?” tanyanya yang kemudian membuatku terkejut. “Iya, kenapa bang?” jawabku yang balik bertanya padanya, “Gadak, cuman nanya aja” jawabnya. “Yaudah deh, adek balik ke kelas dulu ya bang” ujarku, “Mau abang antar?” ujarnya menawarkan bantuan padaku. “Tidak apa-apa bang” ujarku. Saat aku berjalan menuju kelasku, ternyata dia mengikutiku, setelah sadar akan hal itu aku menoleh ke belakang, “Abang ngapain di belakang sana?” tanyaku padanya, “Abang cuman takut adek nanti jatuh kayak tadi,  abaikan aja abang terus jalan ke depan” jawabnya.

Beberapa hari setelah itu, bang Fahri mengajak bertemu di Vienna Coffe untuk mengatakan banyak hal, “Dek, abang mau pindah ke Jakarta” ujarnya tiba-tiba, “Lalu, bagaimana dengan kita?” tanyaku, “Terserah adek aja” ujarnya. “Jujur sampai sekarang adek masih sayang sama orang lain, alasan adek nerima abang karena adek fikir bisa ngelupain dia kalau pacaran sama abang, tapi adek masih memikirkannya sampai sekarang, maafin adek karena nerima abang, lagipun nanti kita udah beda provinsi, kita bakal jauh, pasti akan susah buat jaga hati abang, apa lagi adek masih sayang orang lain, menurut adek yaudah akhiri aja hubungan ini” ujarku, “Yaudah kalau adek maunya gitu” ujarnya seakan pasrah, aku sedih melihatnya tetapi aku masih menyayangi bang Revan, semakin lama bertahan akan membuatnya semakin sakit hati.

Dia terus berada di sekolahku, aku selalu memperhatikannya, ya aku sangat merindukannya, aku selalu ingin melihat senyumannya, dipikiranku hanyalah dia, semuanya tentang dia. Aku tak mengharapkan banyak dari dia, jika dia memintaku menunggu aku akan menunggu sampai dia siap, menunggu hanyalah hal kecil, namun jika dia memintaku melupakannya aku tak bisa.

Akhirnya dia datang menemuiku, “Dek, maaf pernah buat adek kecewa.” Ujarnya, “Iya” jawabku, “Abang baru sadar kalau ternyata abang sayang sama adek, di sana abang sering mikirin adek, abang sering nangisin adek, maaf udah buat adek kecewa dulu, saat tau adek udah pacaran sama Fahri, saat adek jalan berdua sama dia, entah kenapa dada abang rasanya sakit dan air mata abang sering jatuh karena menangisi adek, adek uda putus sama Fahri kan? Adek juga masih sayang sama abang kan? Terserah adek mau marah ataupun benci sama abang tapi setidaknya adek belum lupain abang kan?” tanyanya. “Adek udah putus sama dia bang, adek baru sadar kalau adek masih sayang sama abang dan adek gak pernah bisa lupain abang” ujarku, aku masih terkejut dengan perkataannya, “Abang gak mau pacaran, tetapi tunggu abang sampai abang datang ke rumah adek untuk ngelamar adek, bisakan jaga hati abang selama abang jauh dari adek? Abang juga bakal jaga hati abang buat adek” ujarnya, aku terdiam seribu bahasa, air mataku tiba-tiba jatuh, mungkin ini yang dikatakan air mata bahagia. Untuk pertama kalinya bagiku bisa merasakan kebahagiaan yang tak terkira. Jika ini mimpi tolong seseorang jangan pernah bangunkan aku dari mimpi indahku ini, “Ini bukan mimpi kan bang?” tanyaku seolah tidak percaya, “Ini bukan mimpi dek, ini nyata.” Jawabnya sambil tersenyum. Senyum itu, senyum yang selalu ku nantikan setiap saat, akhirnya aku bisa mendapatkannya. Menunggu bukanlah masalah besar jika dia yang memintanya.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun