Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Debat Kusir Bukan Kasir

22 Januari 2019   09:36 Diperbarui: 22 Januari 2019   11:31 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelum menutup acara debat Mukidi memberikan pencerahan ke[ada semua hadirin terkait makna debat yang tak berkesudahan yang di kenal dengan istilah debat kusir.  Ilmu pengetahuan Mukidi memang tinggi bersebab dia sering berlajar kepada  2 guru imajiner yaitu mbah google dan nenek yahoo.  Dari kedua gurunya itulah dia mendapatkan segala macam informasi seperti yang diutarakan disini.

Ketika seorang kusir delman sedang pergi membawa penumpangnya keliling kota. Saat sedang asyik-asyik jalan keliling kota, si penumpang bertanya ke pak kusir, "Pak, kenapa kuda bapak dikasi kaca mata?". Pak kusir menjawab, "Maaf pak, pertanyaan ini sudah sangat sering ditanyakan kepada saya dan saya selalu jawab bahwa kuda saya malu karena telanjang keliling kota". "Memang kenapa Pak?", tanya penumpang kembali. "Bayangkan saja kalau bapak diminta telanjang jalan-jalan keliling kota apa bapak tidak malu dan menutup mata?", pak kusir balik bertanya. Kemudian penumpang berkata, "Menurut saya kuda diberi kaca mata agar pandangannya bisa lurus ke depan, tidak lirik kanan, lirik kiri". Pak kusir tidak mau kalah, "Itu khan kalau bapak yang jadi kuda. Ini khan kuda kuda saya, yang paling tahu kuda saya malu atau tidak khan saya". Penumpang tetap ngotot, "Coba saja bapak copot itu kaca mata kudanya, kalau malu pasti mukanya merah".
"Tidak bisa, dia pasti malu", jawab pak kusir.
"Tidak pak, dia tidak malu", sanggah si penumpang
"Pasti malu!", seru pak kusir
"Tidak malu!", kata si penumpang
"Pasti malu!"
"Tidak malu!"
"Pasti malu!"
"Tidak malu!"
Demikian seterusnya pak kusir dan penumpang berdebat tentang kaca mata kuda yang tidak ada ujungnya. Oleh karena itulah debat yang tidak menghasilkan kesimpulan akhir disebut dengan "Debat Kusir"

Lebih lanjur Mr. Mukidi menjelaskan bahwa terdapat perbedaan siqnifikan antara depat kusir dengan debat kasir.  Debat kasir terjadi antara pembeli dengan petugas di toko ketika terjadi ketidak cocokan pengembalian uang. Pembeli ngotot uang kembalian kurang sedangkan si mbak toko bersikeras bahwa dia sudah mengembalikan uang dengan benar sesuai belanjaan. Nah untuk adil mari cari pembuktian dari rekaman cctv kata polisi yang datang  menengahi

Seorang jurnalis nasional menulis di koran tebntang berita debat keluarahan dukuh.  Intinya bukan soal  menang atau kalah tetapi reportasi  itu lebih kepada pemberitaan suasana Debat yang santun, penuh makna dan beradab.  Malah di jurnalis mengusulkan ke KPU  agar Mukidi di tunjuk sebagai moderator debat Pilpres 2019 pada sessi ke 2.

Salamsalaman

TD

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun