D.Teori Semiotika dan Teori Hermeneutika
1.Teori Semiotika
Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tanda-tanda di dalam suatu bahasa. Semiotika membahas segala macam tanda di dalam bahasa sebagai wacana yang memiliki makna. Secara kaidahnya, semiotika membahas tentang tanda, yakni antara penanda (signifier) dan petanda (signified). Sistem semiotika menjadi dua tingkat, yakni tingkat pertama (1) penanda (2) petanda (3) tanda; dan sistem semiotika tingkat kedua (I) PENANDA (II) PETANDA (III) TANDA (Sutardi, 2011:83).
Sesuai dengan konsep tanda itu sendiri, yaitu adanya tanda, penanda dan petanda (yang menandai) maka lahirlah tiga jenis tanda yaitu :
a.Adanya ikon yang merupakan hubungan antara penanda dan petanda yang bersifat ilmiah contoh : gambar batu menandai bentuk batu
b.Adanya indeks yang merupakan suatu tanda untuk menandakan adanya hubungan secara alamiah. Seperti sebab dan akibat. Contoh : adanya asap pasti ada api
c.Simbol tidak bersifat secara alami. Dihasilkan dari teks sastra yang diciptakan pengarang dalam penandaan secara tak langsung dengan menggunakan metafora. Contoh : mata keranjang yang berarti laki-laki yang suka melirak-lirik perempuan.
2.Hermeneutika
Kata hermeneutika berasal dari Yunani dari kata kerja hermeneuein yang berarti menafsirkan. Oleh Friedrich Schleirmacher, hermeneutika diartikan sebagai ilmu yang mengenali makna melalui tanda-tanda yang bertujuan untuk menangkap pemikiran seseorang sesuai dengan yang ditangkapnya. Hermeneutika sebagai mekanisme penafsiran terhadap teks berusaha menjangkau simbol-simbol secara konteks dan kontekstualisasi agar dapat merepresentasikan bahasa secara filosofis. Secara kaidahnya, penafsiran hermeneutika dapat menghasilkan interpretasi terhadap teks dengan kelengkapan karena memberikan penalaran dan keyakinan melalui pengalaman indra, batin, dan pengetahuan (Sutardi, 2011:89).
Cara penggunaan atau metode hermeneutika berbeda dengan ilmu alam, yang secara manusiawi merujuk dengan metafisika, dari teori ke ontologi, dari hermeneutika ke fenimenalogi sehingga terdapat tiga tahapan untuk dapat menafsirkan teks.
a.Level Semantik mengedapankan penafsiran pada bahasa sebagai kajian yang harus dipahami karena teks ditulis berdasarkan bahasa.